SULAWESI HARUS JADI PRIORITAS UTAMA KONSERVASI

Rabu, Agustus 24, 2011

Sulawesi harus jadi prioritas tertinggi dalam konservasi di Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh guru besar matematika dan ekologi University of Queensland, Hugh Possingham, dalam kuliah umum bertajuk "The Business of Biodiversity : Decision Science for Conservation Problem", Selasa (16/8/2011) di Kedutaan Australia, Jakarta.

"Indonesia harus mengkaji prioritas konservasinya. Tapi berdasarkan analisis, saya merekomendasikan bahwa Sulawesi harus menjadi prioritas tertinggi dalam konservasi," ungkap Possingham.

Possingham mengatakan, Sulawesi menjadi yang paling utama sebab termasuk dalam kawasan Wallacea. Kawasan Wallacea memiliki keanekaragaman hayati yang kaya, baik di darat maupun lautannya dan relatif belum banyak diperhatikan dibanding Sumatera dan Kalimantan.

Biodiversitas di Sulawesi menurutnya juga penting bagi dunia. Lebih lanjut, Possingham menuturkan, pemilihan Sulawesi bukan berarti mengabaikan masalah yang terjadi di pulau-pulau lain. Namun, dengan budget yang terbatas, pemilihan lokasi memang harus dilakukan sehingga bisa mendapat manfaat tertinggi dalam konservasi serta meminimalkan alokasi budget di tempat yang kurang perlu.

"Setelah Sulawesi, prioritasnya Jawa dan Bali, lalu Borneo dan wilayah Peninsular Malaysia," kata Possingham yang juga Direktur Australian Research Council Center of Excellence for Environmental Decision.

Possingham menggarisbawahi, prioritas konservasi yang dikembangkannya didasarkan pada perhitungan matematis yang melihat tiga faktor, jumlah spesies endemik yang ada di wilayah tertentu, budget yang harus dikeluarkan serta kemungkinan kesuksesan program konservasi. Scoring tiap wilayah kemudian dihitung dan hasilnya menyatakan prioritas wilayah.

Perhitungan matematis yang dikembangkan Possingham tidak hanya berguna untuk penetapan lokasi prioritas, tetapi juga spesies prioritas yang mesti diselamatkan. Ia mengatakan, banyak program konservasi saat ini yang menaruh perhatian pada spesies yang paling terancam punah, padahal pendekatan itu tak selalu tepat. Possingham percaya, perhitungan matematis sangat penting dalam konservasi.

"Ini seperti menjadwalkan kereta api, kalau tak memakai matematika, maka akan terlewat dan takkan berjalan," pungkasnya.

Sumber : Kompas Indonesia

READ MORE - SULAWESI HARUS JADI PRIORITAS UTAMA KONSERVASI

PROF POSSINGHAM BERIKAN KULIAH UMUM

Keanekaragaman hayati Taman Nasional Danau Sentarum di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, hingga kini masih jadi incaran peneliti.

Kedutaan Besar Australia dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia akan menyelenggarakan kuliah umum oleh Profesor Possingham, Selasa (16 /8/2011), dengan tajuk "Bisnis Keanekaragaman Hayati: Ilmu Keputusan Masalah Konservasi".

Kuliah umum ini merupakan salah satu bagian dari rencana kunjungan ke Indonesia oleh ilmuwan besar Profesor Hugh Possingham pada 15-16 Agustus 2011.

Demikian siaran pers dari Kedutaan Besar Australia yang diterima Kompas, Senin (15/8/2011) pagi.

Possingham akan memberikan kuliah dan diskusi dengan anggota masyarakat ilmu pengetahuan Indonesia, pejabat pemerintah, dosen dan mahasiswa tentang ilmu konservasi dan alokasi dana. Possingham adalah profesor Ekologi dan Matematika di Universitas Queensland, anggota dewan Akademi Ilmu Pengetahuan Australia, dan Direktur Pusat Unggu lan Keputusan Lingkungan Hidup di Dewan Penelitian Australia.

"Saya yakin kunjungan Profesor Possingham akan memberi inspirasi kepada para ilmuwan dan pembuat kebijakan konservasi Indonesia untuk terus melanjutkan karya besar mereka dalam bida ng mereka masing-masing. Kunjungan tersebut juga akan menawarkan kesempatan yang baik kepada ilmuwan Australia dan Indonesia untuk memperdalam pengetahuan mereka dan bertukar gagasan tentang kesempatan-kesempatan penelitian lebih lanjut," ujar Duta Besar Australia untuk Indonesia, Greg Moriarty.

Profesor Sangkot Marzuki, Direktur Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, yakin kunjungan dan kuliah Possingham akan memperkukuh hubungan dan kerja sama penelitian antara Indonesia dan Australia. Kunjungan Possingham ke Indonesia adalah bagian dari program Seri Pembicara Internasional di Asia yang diselenggarakan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Australia.

Sumber : Kompas Indonesia

READ MORE - PROF POSSINGHAM BERIKAN KULIAH UMUM

LINDUNGI HIU PAUS DI TELUK CENDERAWASIH

Hiu paus (Rhincodon typus) di perairan Kwatisore, Kabupaten Nabire, Papua, harus dilestarikan dengan mengategorikan sebagai satwa dilindungi. Pemerintah jangan terlambat mengantisipasi punahnya hiu paus yang terlihat sepanjang tahun di Taman Nasional Teluk Cendrawasih.

Menurut Kepala Balai Besar Taman Nasional Teluk Cendrawasih (TNTC) Djati Witjaksono Hadi, hiu paus atau biasa disebut gurano bintang oleh masyarakat lokal termasuk satwa air yang hanya ditemui di perairan Papua, Filipina, Australia, dan Afrika Selatan. Hiu ini beberapa kali terlihat di Sabang, dan Selat Madura, tetapi tak sepanjang tahun.

"Hiu ini bermigrasi mencari tempat makan dan bertelur. Namun, di perairan Kwatisore, Nabire, selama tiga tahun kami mengamati, hiu paus selalu terlihat. Tidak seperti di Australia yang hanya terlihat saat musim panas," kata Djati, Selasa (9/8/2011).

Hiu paus diperkirakan ada sejak 60 juta tahun lalu. Ia mampu hidup sampai umur 150 tahun dengan panjang hingga 14 meter. Hiu yang dijuluki hiu bodoh, karena jinak dan tidak agresif, memasuki usia subur pada umur 30 tahun. Reproduksinya relatif lambat dibandingkan dengan ikan lain. TNTC mencatat, tahun 2011, ada sekitar 40 hiu paus di perairan Teluk Cendrawasih.

Pemerintah perlu meningkatkan status perlindungan hiu paus. Saat ini, perlindungan hanya mengacu International Union for the Conservation of Nature dan Resources bahwa hiu paus adalah satwa yang rentan.

Pemerintah Indonesia, kata Djati, harus mencantumkan hiu paus sebagai satwa dilindungi dan memasukkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa. "Saat ini sedang dibahas di Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan Konservasi Alam, dan menunggu uji ilmiah LIPI," kata Djati.

Makanan utama hiu paus adalah ikan puri dan plankton. Tidak seperti hiu lain yang memiliki gigi tajam, hiu ini hanya memiliki gigi halus di ujung bibir. Ia menyedot air laut dan menjaring ikan kecil yang masuk.

Keberadaan hiu paus sepanjang tahun adalah peluang bagi sektor pariwisata Papua. Di Kwatisore, hiu-hiu ini berenang di sekitar bagan ikan milik nelayan. Dengan melempar ikan puri, hiu paus naik ke permukaan air. Adapun di Australia, wisatawan harus menunggu waktu tertentu dan hiu paus digiring lebih dulu agar bisa ditonton.

Djati berharap masyarakat diberdayakan dan menikmati manfaat hiu paus. Daya tarik wisata yang ditawarkan kepada turis adalah menyelam dan snorkeling menikmati keindahan hiu paus sambil memberi makan.

READ MORE - LINDUNGI HIU PAUS DI TELUK CENDERAWASIH

 
 
 

TENTANG FORKOM

FORKOM KOMUNIKASI MASYARAKAT PENCINTA TERUMBU KARANG merupakan wadah komunikasi diantara masyarakat dalam upaya meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya pelestarian ekosistem terumbu karang, COREMAP dengan komponen penyadaran masyarakat telah berupaya mengkampanyekan berbagai program kepada masyarakat luas. Selengkapnya

TRANSLATE POST

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Forkom Komunitas