WAKATOBI SEGERA JADI CAGAR BIOSFIR DUNIA

Kamis, Maret 15, 2012




"Jumlah spesies terumbu karang di perairan laut Wakatobi mencapai 750 spesies dari 850 spesies terumbu karang dunia.
Di laut Karibia yang banyak dikunjungi wisatawan terutama penyelam, hanya memiliki 50 spesies terumbu karang, sedangkan laut Merah hanya 300 spesies," 


Wilayah Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), segera ditetapkan jadi kawasan cagar biosfir dunia oleh badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Unesco.

"Badan PBB yang menaungi bidang pendidikan dan kebudayaan itu akan bersidang menetapkan Wakatobi sebagai kawasan cagar biosfir dunia di Paris pada April 2012," kata Bupati Wakatobi, Hugua melalui telepon dari Wangi-wangi, ibukota Wakatobi, Rabu.

Menurut Hugua, ada tiga kepentingan yang dilindungi Unesco dalam menetapkan Wakatobi sebagai pusat cagar biosfir dunia, yakni kearifan lokal masyarakat Wakatobi, kelestarian lingkungan, dan kepentingan ekonomi masyarakat yang berkelanjutan.

Ia mengatakan, kearifan lokal yang dilindungi di Wakatobi adalah menyangkut tradisi budaya masyarakat Wakatobi dalam memperlakukan alam dan mengambil sesuatu dari alam.

"Masyarakat Wakatobi sangat menghargai alam sekitar karena alam dengan segala kemurahannya menyediakan segala sumber kehidupan manusia cukup berkelimpahan," katanya.

Sedangkan kelestarian lingkungan perlu dilindungi karena kawasan perairan laut Wakatobi memiliki keragaman terumbu karang dan biota laut yang cukup tinggi dibandingkan dengan kawasan-kawasan lain yang ada di dunia.

"Jumlah spesies terumbu karang di perairan laut Wakatobi mencapai 750 spesies dari 850 spesies terumbu karang dunia. Di laut Karibia yang banyak dikunjungi wisatawan terutama penyelam, hanya memiliki 50 spesies terumbu karang, sedangkan laut Merah hanya 300 spesies," katanya. 

Itu artinya ujar Hugua, kawasan perairan laut Wakatobi seluas kurang lebih 1,5 juta hektar, menyimpan potensi sumber daya alam perairan laut, sekitar 90 persen dari total potensi sumber daya kelautan yang ada di seluruh dunia.

Makanya, Unesco memandang kawasan Wakatobi sebagai kawasan yang harus dilindungi karena potensi kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, bisa menghidupi jutaan bahkan miliaran penduduk.

Sedangkan kepentingan ekonomi yang perlu dilindungi menurut Hugua, bagaimana masyarakat di kawasan Wakatobi dapat memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada secara berkelanjutan, tanpa mengganggu keseimbangan lingkungan.

"Tiga kepentingan itu yang mendorong pihak Unesco untuk menjadikan kawasan perairan laut Wakatobi sebagai pusat cagar biosfir dunia," katanya.

Pemerintah Indonesia sendiri melalui Kementerian Kehutanan, sejak tahun 1996, sudah menetapkan kawasan perairan laut Wakatobi seluas 1,3 juta hektar sebagai kawasan Taman Laut Nasional Wakatobi.

Namun dengan status Taman Laut Nasional, yang dilindungi hanya kelestarian alam alam bawah laut Wakatobi, sedangkan masyarakat dan kepentingan ekonomi berkelanjutan tidak mendapat perlindungan.

"Dengan status sebagai pusat cagar biosfir dunia, minimal melindungi tiga kepentingan itu tadi, kearifan lokal masyarakat, kelestarian lingkungan, dan kepentingan ekonomi berkelanjutan," kata Hugua.  
 


1 komentar:

techno mengatakan...

wah membanggakan, Indonesia hebat!!!
makin cinta sama lautnya Indonesia

Posting Komentar

 
 
 

TENTANG FORKOM

FORKOM KOMUNIKASI MASYARAKAT PENCINTA TERUMBU KARANG merupakan wadah komunikasi diantara masyarakat dalam upaya meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya pelestarian ekosistem terumbu karang, COREMAP dengan komponen penyadaran masyarakat telah berupaya mengkampanyekan berbagai program kepada masyarakat luas. Selengkapnya

TRANSLATE POST

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Forkom Komunitas