SEMINAR, RAME-RAME ARTIS BICARA LINGKUNGAN HIDUP

Jumat, Juni 28, 2013

"Berikan kehidupan kepada alam, seperti alam memberikan kehidupan bagi kita."

Seminar Pekan Lingkungan Indonesia 2012./ Foto: Safari TNOL
Seminar Pekan Lingkungan Indonesia 2012./ Foto: Safari TNOL

Saat ini masih sedikit orang yang peduli dengan lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya orang yang mengunakan tas plastik sebagai wadah untuk mengantongi berbagai produk. Padahal, coba saja hitung, jika yang menggunakan tas plastik itu satu juta orang, maka sudah satu juta kantong plastik yang digunakan dan bertebaran merusak lingkungan.
Kantong plastik menjadi kekhawatiran para penggiat lingkungan hidup karena proses daur ulang kantong plastik membutuhkan waktu yang sangat lama. Ketika terurai pun sampah plastik tersebut menjadi partikel-partikel mikroskopik beracun yang meresap ke dalam saluran air dan akhirnya memasuki rantai makanan yang kita makan.

Hal ini terungkap dalam seminar Pekan Lingkungan Indonesia 2012 yang digelar Kementrian Lingkungan Hidup di Ruang Murai JCC, Jakarta, Kamis (14/6). Dalam seminar singkat ini hadir sejumlah artis ibukota yang menjadi duta lingkungan hidup dan menjadi narasumber. Tampak di podium adalah Ully Sigar Rusady, Oppie Andaresta, Arumi Bachsin, Nugie dan Tasya Kamila.
Hadir juga sebagai narasumber Erna Witoelar, Menteri Permukiman dan Pengembangan Wilayah pada Kabinet Persatuan Nasional yang saat ini dikenal sebagai aktivis lingkungan. Selain itu hadir juga sejumlah perwakilan dari berbagai komunitas yang tergabung dalam portal komunitas TNOL. Seminar berlangsung dengan interaktif. Antusias peserta mengikuti seminar juga sangat tinggi. Hal ini dibuktikan dengan kursi-kursi yang disediakan panitia terisi penuh oleh peserta.

Tasya Kamila dalam seminar ini menuturkan, saat ini masih banyak orang belum sadar (awareness) terhadap pelestarian lingkungan hidup. Salah satu contohnya adalah masih banyaknya orang yang menggunakan tas plastik. Oleh karena itu, sebagai duta lingkungan hidup Tasya selalu memberikan perhatian terhadap kepedulian lingkungan hidup dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa. 

"Padahal ketika pohon sudah ditebang, ikan sulit ditangkap, maka akan sadar bahwa uang tidak akan bisa dimakan," jelasnya yang langsung disambut tepuk tangan peserta seminar.

Sementara itu Ully Sigar Rusady mengatakan, pemahaman betapa pentingnya lingkungan hidup telah dilakukannya dengan memberikan pendidikan kepada anak-anak usia dini. Hal ini efektif karena dari anak-anak tersebut membuat banyak orang tua yang mengikuti perilaku untuk peduli terhadap lingkungan. "Berikan kehidupan kepada alam, seperti alam memberikan kehidupan bagi kita. Oleh karena itu walaupun ada duta-duta lingkungan hidup dari artis, tapi kita semua bisa menjadi duta lingkungan hidup," jelasnya.

Sedangkan Arumi Bachsin mengatakan, dengan peduli lingkungan juga merupakan suatu perilaku yang cool. Selain itu, jika ingin menjadi orang yang maju dan berhasil maka harus mau melatih dirinya sendiri. Untuk melatih diri itu bisa dilakukan dengan kebiasaan memilah sampah organik atau non-organik, yang ada disekitar lingkungannya. "Membuat biasa itu berat pada awalnya. Namun terbiasa pada akhirnya," jelasnya.
Sedangkan Oppie Andaresta dalam kesempatan ini mengatakan, untuk mengikuti gaya hidup hijau atau green life style adalah lakukan perilaku hidup sewajarnya. Alam sebagai lingkungan akan membantu setiap orang yang ingin mengikuti gaya hidup hijau. Berperilaku wajar itu diantaranya dengan selalu menanam pohon dan berperilaku hemat.
Sementara itu Erna Witoelar mengatakan, selama ini jika lingkungan hidup rusak maka yang disalahkan adalah pemerintah. Hampir semua lembaga non pemerintah atau LSM yang menyoroti lingkungan selalu menyalahkan pemerintah. Padahal satu jari menunjuk ke depan, tiga jari menunjuk ke dirinya sendiri. "Sekarang ini juga banyak perusahaan yang punya CSR tentang lingkungan hidup. Dulu car free dayjuga banyak ditentang, sekarang setiap kota ada car free day. Sekarang jangan berpikir hanya sedikit karena itu banyak dilakukan dan sangat berarti," jelasnya. Jadi, ayo selamatkan lingkungan hidup mulai sekarang! By : Safari Sidakaton - www.tnol.co.id

READ MORE - SEMINAR, RAME-RAME ARTIS BICARA LINGKUNGAN HIDUP

Ronaldo Bertemu Anak Asuhnya

Ronaldo Bertemu Anak Asuhnya

Pesohor sepak bola Cristiano Ronaldo, rupanya peduli terhadap kelestarian lingkungan.
Selama tiga hari mulai Selasa (25/6) malam hingga Kamis (27/6), dia berada di Bali untuk mengkampanyekan pelestarian hutan mangrove sekaligus ditunjuk sebagai duta mangrove Indonesia.
Selain penanaman mangrove, Ronaldo direncanakan bertemu anak asuhnya, Martunis, salah satu korban tsunami Aceh 2004 yang terapung selama 19 hari.
Sewaktu ditemukan, Martunis mengenakan jersey Portugal bernomor punggung Ronaldo. Cerita itu sempat menyedot perhatian dunia.
Federasi Sepak Bola Portugal kemudian mengundang Martunis ke negaranya, Juni 2005. Sekian lama tidak bertemu, Martunis kini sudah berada di Bali.
"Sudah sampai dari malam (Senin 24/6). Ya senang bisa bertemu kembali. Nanti kalau bertemu Ronaldo, saya mau titip salam untuk pemain Portugal lainnya. Saya suka dia karena permainannya. Saya juga ikut mengubah gaya rambut," ujar Martunis yang didampingi salah seorang camatdi Aceh, Mustafa. TRIBUNNEWS.COM
READ MORE - Ronaldo Bertemu Anak Asuhnya

IKAN MATI DI TELUK LAMPUNG BUKAN KARENA VIRUS

Senin, Juni 24, 2013


Kematian ikan-ikan dan perubahan warna air di perairan Teluk Lampung diyakini dipicu oleh red tide, yaitu fenomena unik serangan blooming plankton. | KOMPAS/Yulvianus Harjono                                                                                                                             BANDAR LAMPUNG — Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Lampung memastikan bahwa kematian ribuan ikan di Teluk Lampung bukan karena penyakit atau virus.
"Kami sempat turun dan mengambil sampel ikan yang mati. Setelah diteliti di laboratorium, hasilnya ternyata negatif dari bakteri, parasit, jamur, atau virus. Bukan karena penyakit," tutur Herman dari Stasiun Karantina Ikan Kelas I Lampung, Selasa (18/12/2012).
Menurut dia, ada penyebab lain dari kematian ribuan ikan secara tidak wajar di sejumlah tempat budidaya di Teluk Lampung. Hal ini semakin menegaskan bahwa ikan-kan itu mati akibat fenomena red tide atau meledaknya populasi plankton.
Ledakan populasi plankton mengakibatkan ikan sulit bernapas. pasalnya, plankton itu menempel di insang dan mengambil oksigen dalam jumlah besar.
"Kematian ikan-ikan itu kemungkinan besar karena ledakan alga (plankton)," ujar Herman.
sumber : KOMPAS.COM





READ MORE - IKAN MATI DI TELUK LAMPUNG BUKAN KARENA VIRUS

 
 
 

TENTANG FORKOM

FORKOM KOMUNIKASI MASYARAKAT PENCINTA TERUMBU KARANG merupakan wadah komunikasi diantara masyarakat dalam upaya meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya pelestarian ekosistem terumbu karang, COREMAP dengan komponen penyadaran masyarakat telah berupaya mengkampanyekan berbagai program kepada masyarakat luas. Selengkapnya

TRANSLATE POST

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Forkom Komunitas