Selasa, Oktober 29, 2013

Kongres Terumbu Karang 2014 Diadakan di Manado

 
Sekitar 50 negara akan menghadiri Kongres Terumbu Karang Dunia (/WCRC) di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara pada Mei 2014. "Beragam persiapan telah kami lakukan termasuk melakukan koordinasi dengan kementerian terkait seperti kementerian kelautan dan perikanan serta kementerian koordinator dan kesejahteraan rakyat," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Ronald Sorongan, di Manado, Rabu.
 
Dia mengatakan, WCRC merupakan pertemuan tingkat tinggi yang melibatkan negara-negara pemilik terumbu karang di seluruh dunia dan akan membicarakan kelestarian serta manfaatnya bagi kehidupan umat manusia dan alam. "Pesertanya diperkirakan sama dengan pelaksanaan konferensi kelautan dunia yang dilaksanakan di Kota Manado pada beberapa tahun lalu. Dan peserta dari berbagai negara ini terdiri dari menteri-menteri atau pejabat tinggi setingkat menteri kurang lebih dari 50 negara," katanya.
 
Dia mengatakan, pelaksanaan konferensi terumbu karang dunia ini adalah bagian dari perayaan lima tahun pelaksanaan konferensi kelautan dunia dan "Coral Triangle Initiative". "Karena waktu pelaksanaan yang sudah semakin dekat ini, Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat sebagai pelaksana telah memfasilitasi pelaksanaan rapat koordinasi terkait dengan kesiapan teknis panitia," katanya.
 
Dia mengatakan, rakor yang dilaksanakan di kantor kemkokesra, Rabu (16/10) dipimpin Acep Djalambat sebagai Staf Ahli Menkokesra Bidang Perubahan Iklim dan Mitigasi Bencana dan Togap Simangunsong, Asisten Deputi Urusan Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Kemenkokesra. Beberapa pejabat dari Kementerian Perikanan dan Kelautan, Kementerian Luar Negeri, Mabes TNI dan Polri, Direktur Kapet Manado-Bitung Noldy Tuerah, Karo Pemerintahan dan Humas Noudy Tendean, Karo Perlengkapan Femmy Suluh, serta dan Karo Umum Rudij Roring, juga hadir dalam rakor tersebut, katanya.(Ant)
 
Sumber: METROTVNEWS.COM 
READ MORE -

Akhirnya, Misteri Terumbu Karang Hidup Diketahui

Akhirnya, Misteri Terumbu Karang Hidup Diketahui

foto : ilustrasi (istimewa)

Misteri tentang bagaimana terumbu karang hidup di "padang pasir samudera" terpecahkan setelah tim peneliti dari Belanda mengamati peran spons bagi kehidupan ekosistem terumbu karang.
Terumbu karang adalah ekosistem paling aktif di Bumi yang berkembang di perairan yang kurang nutrisi. Dan spons menjaga kelangsungan hidup terumbu karang.

Binatang berpori yang merupakan penyusun terumbu karang itu menjaga karang tetap hidup dengan mendaur ulang bahan organik menjadi makanan siput, kepiting, dan makhluk laut lainnya.

Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Science, para peneliti menyatakan bahwa spons mendaur ulang materi organik 10 kali lebih banyak dari bakteri dan menghasilkan nutrisi sebanyak gabungan produksi nutrisi terumbu karang dan alga.

Mereka "pahlawan tanpa tanda jasa" dari komunitas terumbu karang, kata penulis utama hasil penelitian itu, ahli ekologi akuatik di Universitas Amsterdam, Jasper de Goeij.

"Hingga kini tak ada yang benar-benar memperhatikan spons. Mereka terlihat bagus, tetapi orang-orang lebih tertarik pada terumbu karang dan ikan," katanya seperti dilansir laman BBC.

"Ternyata spons adalah pemain besar- mereka layak mendapatkan penghargaan atas peran mereka," kata de Goeij.

"Jika Anda ingin terumbu karang penuh warna dan beraneka ragam, Anda butuh spons untuk memeliharanya".

Terumbu karang tropis dikelilingi air yang kurang nitrogen dan fosfor, yang seharusnya menghambat pertumbuhan mereka.

Dan karena terumbu karang melepaskan hingga separuh lebih bahan organik ke air laut, mereka memerlukan sistem untuk memulihkan nutrisi dan mendaurulangnya ke ekosistem.

Bakteri melakukan sebagian pekerjaan ini, tetapi hasilnya tidak cukup melimpah untuk melayani ketergantungan kimia keseluruhan komunitas terumbu karang.

Spons (porifera) adalah penyaring yang hidup di celah-celah batu, menyedot plankton dan bahan organik yang dilepas ke laut oleh karang.

Di Curacao, Kepulauan Karibia, de Goeij dan timnya mempelajari empat spesies utama spons- pertama dalam laboratorium akuarium, kemudian dalam sebuah terumbu karang alami dimana ilmuwan menutup sebuah rongga.

Mereka memberi makan porifera dengan gula berlabel dan menelusuri perjalanan molekul-molekul itu.

Pertama, spons menyerap gula itu dari air, yang lalu dengan cepat tertumpah ke dalam sel penyaring (choanocytes)-detritus (hasil penguraian tumbuhan dan binatang yang telah mati) yang jatuh ke dasar laut.

Dalam dua hari, molekul yang sama ada dalam makanan siput dan makhluk laut lain pada sedimen yang mengandung limbah spons.

Siput-siput ini nantinya menjadi makanan mahkluk lebih besar, dan begitulah lingkaran berlanjut.

Bukan hanya kecepatan, tetapi juga perputaran volume makanan yang membuat peneliti terkejut, sekitar 10 kali lebih banyak dari hasil daur ulang bakteri.

Tim peneliti Belanda memperkirakan "lingkaran spons" ini memproduksi nutrisi hampir sama banyak dengan produsen utama (terumbu karang dan alga) dalam keseluruhan terumbu karang tropis. [ant] 
Seruu.com 

READ MORE - Akhirnya, Misteri Terumbu Karang Hidup Diketahui

Laut Morotai Dirusak, KPK Diminta Bertindak


JAKARTA - Kader HMI melakukan demonstrasi di depan Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kehadiran lembaga mahasiswa hijau hitam ini di lembaga antirasuah itu menuntut KPK bertindak atas dugaan pelanggaran yang dilakukan PT Morotai Marine Culture (MMC) dalam mengengembangkan mutiara dan ikan kerapu di Morotai, Maluku Utara.

"PT MMC dalam melakukan usaha pembudidayan mutiara yang telah melanggar izin yang dikeluarkan. Berdasarkan UKL/UPL adalah sebesar 4,5 hektar, tapi fakta di lapangan menunjukan bahwa telah terjadi pelebaran areal usaha menjadi 10 hektar," kata koordiantor aksi, Mukmin Ilyas di Gedung KPK, Selasa (22/10).

Mukmin menjelaskan pemilik PT Morotai Marine Culture (MMC), Robert Sukendy membangun infrastruktur bisnisnya juga merusak lingkungan hidup di sekitarnya. Material karang dan kayu mangrove dimanfaatkan sehingga menimbulkan kerusakan terumbu karang dan merusak hutan mangrove.

"KPK harus segera turun tangan memeriksa kasus ini. Kami khawatir ini akan membuat marah masyarakat sekitar. Sumber hidup mereka yang nelayan terganggu dengan kehadiran MMC," katanya.

Dalam mengoperasikan pembudidayan ikan kerapu dan pembudidayaan Mukmin juga punya bukti bahwa MMC tidak memiliki dokumen Amdal sebagaimana diatur dalam peraturan pemerintah Nomor 27 tahun 1999 tentang analisis dampak lingkungan. Bukti ini diserahkan ke KPK sebagai data pendukung atas dugaan pelanggaran yang dilakukan MMC.

Mukmin juga menyebut PT MMC dalam mempekerjakan tenaga kerja tidak melaksankan standar procedural ketenaga kerjaan. Selain itu dalam pemanfaatan listrik non PLN mereka jugaa tidak memiliki izin usaha. Dan PT MMV juga tidak memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar.

"Segera tangkap Komisaris PT MMC Rober Sukendy dan Fony Gonga. Konspirasi antara Fadel Muhammad dan Robert dalam pemberian izin sarat dengan manipulasi sehingga Rakyat Morotai dirugikan," tegasnya.

Mahasiswa juga menedesak KPK untuk segera mengaudit PT MMC yang beroperasi di atas lahan negara secara ilegal sejak tahun 2008. Mukmin juga meminta agar Bareskrim Mabes Polri untuk segera memeriksa Direktur Reskrim Polda Maluku Utara yang diduga membekingi PT MMC. "Mendesak Bupati Pulau Morotai segera menutup paksa PT MMC karena diduga ilegal," tandasnya. jpnn.com


    READ MORE - Laut Morotai Dirusak, KPK Diminta Bertindak

     
     
     

    TENTANG FORKOM

    FORKOM KOMUNIKASI MASYARAKAT PENCINTA TERUMBU KARANG merupakan wadah komunikasi diantara masyarakat dalam upaya meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya pelestarian ekosistem terumbu karang, COREMAP dengan komponen penyadaran masyarakat telah berupaya mengkampanyekan berbagai program kepada masyarakat luas. Selengkapnya

    TRANSLATE POST

    English French German Spain Italian Dutch

    Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
    Translate Widget by Google

    Forkom Komunitas