tag:blogger.com,1999:blog-68639082084267156282024-03-13T21:06:08.792+07:00Komunitas Blogger "Cinta Karang"FORUM KOMUNIKASI MASYARAKAT PECINTA TERUMBU KARANG (FORKOM MATABUKA)prakoso bhairawahttp://www.blogger.com/profile/02240233097017002595noreply@blogger.comBlogger150125tag:blogger.com,1999:blog-6863908208426715628.post-66677096661732273072013-11-27T10:20:00.002+07:002013-11-27T10:30:04.284+07:00Kisah Kearifan Lokal Desa Les Melestarikan Terumbu Karang Buleleng<img alt="les,terumbu,wisata selam,buleleng,bali" src="http://nationalgeographic.co.id/media/daily/640/0/201311121924190/b/kisah-kearifan-lokal-desa-les-melestarikan-terumbu-karang-buleleng.jpg" height="240" width="320" /><span class="fullpost">
</span><br />
<div>
<span style="font-size: xx-small;">Foto : Wisuda, Mongabay Indonesia</span></div>
<div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 11.25pt; mso-outline-level: 2;">
<b><span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Berkat program transplantasi karang yang dilakukan kelompok nelayan,
terumbu karang yang dulunya rusak sekarang sudah menjelma keindahan bawah laut
yang menawan.<o:p></o:p></span></b></div>
<div style="line-height: 18.0pt;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif";"><br /></span>
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif";">Langit yang biru, laut yang biru, dan pemandangan alam atas
serta bawah laut yang luar biasa, membuat Desa Les tak hanya menjadi salah satu
pelopor nelayan ramah lingkungan, tetapi juga tempat yang pantas untuk
dihormati dan dikenang akan kearifan masyarakatnya dalam menghargai alamnya.<o:p></o:p></span></div>
<div style="cursor: default; line-height: 18pt;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif";"><br /></span>
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif";">Desa Les, di Kecamatan
Tejakula, Kabupaten Buleleng, Propinsi Bali adalah salah satu desa yang sadar
akan bahaya kehilangan terumbu karang. Sebelum tahun 1982 hanya terdapat
nelayan ikan untuk tujuan konsumsi di Desa Les.<o:p></o:p></span></div>
<div style="cursor: default; line-height: 18pt;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif";"><br /></span>
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif";">Nelayan dari pulau Jawa
yang mencari ikan hias di desa inilah yang mendorong nelayan Les, mempelajari
apa yang sedang dilakukan oleh nelayan Jawa tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div style="cursor: default; line-height: 18pt;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif";"><br /></span>
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif";">Kemudian, nelayan Les
pun mulai beralih. Dari profesi sebagai nelayan ikan untuk konsumsi,
menjadi nelayan ikan hias. Pada awalnya nelayan ikan hias Les hanya berjumlah
empat sampai tujuh orang. Melihat perkembangan yang dihasilkan, jumlah nelayan
ikan hias terus berkembang dalam jumlah yang lumayan besar.<o:p></o:p></span></div>
<div style="cursor: default; line-height: 18pt;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif";"><br /></span>
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif";">Cara tangkap yang
dilakukan pada waktu itu adalah dengan menggunakan jaring yang tradisional.
Sejalan dengan meningkatnya permintaan pasar serta tergiur kemudahan yang
ditawarkan penggunaan sianida, nelayan kemudian beralih menggunakan sianida.<o:p></o:p></span></div>
<div style="cursor: default; line-height: 18pt;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif";"><br /></span>
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif";">Karena kebutuhan
keluarga yang mendesak, maka kegiatan menggunakan sianida ini berlangsung cukup
lama. Secara perlahan terumbu karang desa les semakin rusak. Ikan-ikan hias dan
konsumsi pun berkurang secara drastis. Para nelayan Desa Les, harus mencari
ikan hias jauh dari kampung halaman mereka. Waktu itu, pencarian ikan hias bisa
mencapai dataran sulawesi dan Nusa Tenggara Timur.<o:p></o:p></span></div>
<div style="cursor: default; line-height: 18pt;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif";"><br /></span>
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif";">Beberapa orang dan LSM
pencinta lingkungan pun mulai mengadakan perdekatan ke beberapa tokoh nelayan
ikan hias Desa Les. Dan beberapa di antaranya mulai sadar akan bahaya dari
sianida.<o:p></o:p></span></div>
<div style="cursor: default; line-height: 18pt;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif";"><br /></span>
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif";">Pada tahun 2001, sianida
pun mulai ditinggalkan, dan kembali pada jaring tradisional. Bahkan jaring pun
digunakan yang lembut, agar tidak merusak karang-karang Desa Les.<o:p></o:p></span></div>
<div style="cursor: default; line-height: 18pt;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif";"><br /></span>
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif";">Nelayan Desa Les kini
tak lagi menggunakan peledak. Rehabilitasi karang pun dilakukan. Kelompok
nelayan ikan hias juga dibentuk, untuk mewadahi kegiatan para nelayan. Dan
dilakukan standarisasi untuk pencarian ikan hias yang ramah lingkungan.<o:p></o:p></span></div>
<div style="cursor: default; line-height: 18pt;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif";"><br /></span>
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif";">Desa Les pun menjelma
menjadi desa wisata selam yang cukup menarik. Berkat program transplantasi
karang yang dilakukan kelompok nelayan Les, terumbu karang yang dulunya rusak
karena sianida, sekarang sudah menjelma menjadi barisan<span class="apple-converted-space"> </span><em>hard</em><span class="apple-converted-space"> </span>dan<span class="apple-converted-space"> </span><em>soft coral</em><span class="apple-converted-space"> </span>yang indah. Ikan-ikan warna-warni yang
dulunya hilang, kembali berdatangan menghiasi dunia bawah lautnya.<o:p></o:p></span></div>
<div style="cursor: default; line-height: 18pt;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif";"><br /></span>
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif";">Kondisi terumbu karang
Indonesia saat ini semakin memprihatinkan. Di kawasan Indonesia tengah dan
timur, yang notabene memiliki sebagian besar sebaran terumbu karang di
indonesia, yaitu 60.000 kilometer persegi, kerusakan terus terjadi. Data
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebutkan, hanya 30 persen terumbu
karang dalam kondisi baik, 37 persen dalam kondisi sedang, dan 33 persen rusak
parah.<o:p></o:p></span></div>
<div style="cursor: default; line-height: 18pt;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif";"><br /></span>
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif";">Sebagian besar terumbu
karang dunia, sekitar 55 persen, terdapat di Indonesia, Filipina, dan Kepulauan
Pasifik; 30 persen di Lautan Hindia dan Laut Merah; 14 persen di Karibia; dan
1 persen di Atlantik Utara.<o:p></o:p></span></div>
<div style="cursor: default; line-height: 18pt;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif";"><br /></span>
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif";">Selain pemanasan global
dan penimbunan laut dengan dalih reklamasi, faktor pendorong kerusakan terumbu
karang di Indonesia yang terbesar, justru datang dari masyarakat pesisir
sendiri. Pencarian hasil laut dengan menggunakan bom dan potasium masih sering
dilakukan.<o:p></o:p></span></div>
<div style="cursor: default; line-height: 18pt;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial","sans-serif";">(<em>Wisuda/Mongabay.co.id</em>) # nationalgeographic.co.id #<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<br /></div>
<div>
<h2 id="subtitle" style="color: #333333; cursor: default; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 22px; margin: 15px 0px 0px; padding: 0px;">
</h2>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
Putri Bariel - Blue Biroehttp://www.blogger.com/profile/03506808336071520902noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-6863908208426715628.post-618438239191112882013-11-27T09:43:00.000+07:002013-11-27T09:43:01.980+07:00Lestarikan Terumbu Karang<img height="298" src="http://www.radarbanjarmasin.co.id//file/berita/2013/11/21/-lestarikan-terumbu-karang.jpg" width="400" /><span class="fullpost">
</span><br />
<div>
<span style="background-color: black; color: white; font-family: Arial; font-size: 11px; text-align: justify;">RUMPUT LAUT - Penanaman transplantasi terumbu karang oleh kelompok pelestari </span></div>
<div>
<span style="background-color: black; color: white; font-family: Arial; font-size: 11px; text-align: justify;">terumbu karang di Kecamatan Angsana.</span></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<strong style="background-color: white; font-family: Arial; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">BATULICIN</strong><span style="background-color: white; font-family: Arial; font-size: 12px; text-align: justify;"> - Pemkab Tanbu tetap berkomitmen untuk melestarikan terumbu karang, khususnya yang ada di Kecamatan Angsana dan Sungai Loban. Kawasan terumbu karang ini berpotensi menjadi objek wisata.</span><br style="background-color: white; font-family: Arial; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; font-family: Arial; font-size: 12px; text-align: justify;">Selain melakukan langkah program berupa transplantasi dan rehabilitasi, pemerintah daerah melalui dinas terkait melakukan langkah taktis lain dengan mengikutsertakan peran aktif masyarakat nelayan setempat.</span></div>
<div>
<br style="background-color: white; font-family: Arial; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; font-family: Arial; font-size: 12px; text-align: justify;">“Mereka tergabung dalam kelompok pelestari terumbu karang,” ujar Bupati Tanbu Mardani H Maming.</span><br style="background-color: white; font-family: Arial; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; font-family: Arial; font-size: 12px; text-align: justify;">Secara bertahap, pemerintah daerah akan terus mendorong dan memfasilitasi pembentukan kelompok pelestari dan penjaga terumbu karang daerah. Pembentukan kelompok ini bertujuan untuk melestarikan dan merehabilitasi keberadaan terumbu karang yang merupakan habitat biota laut yang dilindungi undang-undang.</span><br style="background-color: white; font-family: Arial; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; font-family: Arial; font-size: 12px; text-align: justify;">“Bentuk dukungan dari pemerintah daerah terhadap kelompok pelestari ini dengan melakukan pembinaan dan penyuluhan setiap bulannya,” jelasnya.</span></div>
<div>
<br style="background-color: white; font-family: Arial; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; font-family: Arial; font-size: 12px; text-align: justify;">Dalam wadah kelompok pelestari terumbu karang itu, warga nelayan yang tergabung di dalamnya menjalankan tugas dan fungsinya sebagai agen pembaharu dan pendorong pelestarian terumbu karang.</span><br style="background-color: white; font-family: Arial; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; font-family: Arial; font-size: 12px; text-align: justify;">“Secara khusus mereka melakukan langkah-langkah pelestarian terumbu karang seperti menggelar kegiatan tranplantasi terumbu karang dan rehabilitasi terumbu karang,” ujarnya.</span><br style="background-color: white; font-family: Arial; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; font-family: Arial; font-size: 12px; text-align: justify;"><br /></span></div>
<div>
<span style="background-color: white; font-family: Arial; font-size: 12px; text-align: justify;">Kedepan, ujar Mardani, pemerintah daerah juga akan menjalin kerjasama dengan organisasi kepemudaan dan sosial kemasyarakatan untuk turut serta menjadi agen atau kelompok pelestari terumbu dan pecinta laut.</span><strong style="background-color: white; font-family: Arial; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;">(kry/by/ema) </strong></div>
<div>
<span style="background-color: white; font-size: 12px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><b>http://www.radarbanjarmasin.co.id</b></span></span></div>
Putri Bariel - Blue Biroehttp://www.blogger.com/profile/03506808336071520902noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6863908208426715628.post-32891639829727467242013-11-27T09:21:00.002+07:002013-11-27T09:21:31.955+07:00‘Tsunami’ Bintang Laut, Rusak Terumbu Karang Great Barrier Reef<img src="http://www.radioaustralia.net.au/indonesian/sites/default/files/imagecache/ra_article_feature/images/2013/11/6/5074622-3x2-700x467_0.jpg" /><span class="fullpost">
</span><br />
<div>
<span style="background-color: #eeeeee; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16.1875px;">Bintang laut Mahkota Berduri bertanggung jawab atas punahnya 40% terumbu karang </span></div>
<div>
<span style="background-color: #eeeeee; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16.1875px;">di Great Barrier Reef selama 27 tahun terakhir. (Credit: ABC licensed)</span></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 18px; line-height: 25.1875px;">Hamparan karang di Great Barrier Reef terancam rusak oleh wabah bintang laut Mahkota Berduri yang tercatat paling merusak.</span></div>
<div>
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 18px; line-height: 25.1875px;"><br /></span></div>
<div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Hamparan karang di Great Barrier Reef yang terletak antara Cooktown dan Cairns sudah lebih dahulu diserang wabah ini dan tercatat sudah empat kali dilanda wabah sejak tahun 1960.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
"Saat ini jumlah bintang laut Mahkota Berduri terus meningkat, dan sepertinya dalam 12 bulan lagi kita akan melihat seluruh kawasan karang Great Barrier di Cairns akan tertutup bintang laut berduri,” kata Kol McKenzie, yang mengepalai Asosiasi operator Wisata Taman Laut (AMPTO). </div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Para pakar menilai jumlah tutupan Mahkota Berduri terus bertambah. Setidaknya saat ini ada jutaan bintang laut Mahkota Berduri yang tersebar sepanjang ratusan kilometer, dan terus bergerak kearah selatan searah dengan arus laut.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
"Saat ini memang belum terlalu padat, tapi jumlahnya sudah pasti terus bertambah dan melonjak jauh dari catatan sebelumnya," kata Profesor Morgan Pratchett dari Pusat Riset Studi Terumbu Karang di Universitas James Cook.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Pratchett memperkirakan dalam waktu dekat wabah bintang laut Mahkota Berduri ini akan menutupi hamparan terumbu karang Great Barrier Reef di perairan Townsville dan Whitsundays.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Bintang laut Mahkota Berduri adalah spesies asli, dan Profesor Peter Doherty dari Institut Ilmu Kelautan mengatakan ada bukti-bukti kalau wabah bintang laut ini merupakan fenomena alami.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
"Bintang laut itu sebenarnya adalah tumpukan kulit dan duri yang melapisi Gonad (organ reproduksi bintang lau) yang dipersenjatai sangat baik untuk menemukan dan memakan karang. Jadi cepat atau lambat spesies ini memang akan mewabah," katanya.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Pratchett menambahkan teori lain menyebutkan ledakan jumlah bintang laut di kawasan hamparan terumbu karang Great Barrier Reef turut dipicu oleh kegiatan manusia. Terutama oleh meningkatnya pemakaian pupuk yang kemudian terbawa arus ketika banjir.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
"Banjir yang terjadi selama musim hujan banyak mengandung endapan dan unsur hara. Dan itu mendorong tumbuhnya plankton yang kemudian meningkatkan sel tumbuhan dan menyediakan kondisi makanan yang sempurna untuk Mahkota Berduri dan kombinasi dari situasi itu membuat jumlah bintang laut melonjak pesat.” Paparnya.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Meski penyebab pasti dari ledakan bintang laut Mahkota Berduri ini masih diperdebatkan, sejumlah pakar setuju kalau kondisi air laut yang buruk dan limpasan dari kawasan pertanian, kian memperburuk masalah.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Ancaman utama Great Barrier Reef</strong></div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Belum lama ini pemerintah federal meluncurkan penilaian strategis dari terumbu karang Great Barrier Reef dan Mahkota Berduri serta limpasan pertanian masuk dalam daftar ancaman utama bagi hamparan terumbu karang terbesar didunia yang terletak di Laut Coral, di lepas pantai Queensland, Australia tersebut.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Faktanya, dalam studi terbaru AIMs, Mahkota Berduri bertanggung jawab atas lebih dari hilangnya 40% terumbu karang di hamparan terumbu karang Great Barrier Reef selama lebih dari 27 tahun terakhir.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Professor Doherty dari Institut Kelautan Australia mengatakan saat ini hamparan terumbu karang di Great Barrier Reef berada pada kondisi paling buruk sejak monitoring di kawasan itu dilakukan sejak 30 tahun lalu.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Terobosan terbaru untuk memerangi dominasi bintang laut di terumbu karang ini dicapai lewat senjata racun sekali tembak yang ditemukan tahun ini. Mekanisme penyuntikan racun dibagian lengan bintang laut ini diakui efektif menjauhkan bintang laut dari kawasan terumbu karang yang sering dikunjungi wisatawan tersebut.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Namun menurut Nick Heath dari WWF mekanisme suntikan racun satu kali tembak ini tidak akan mencegah atau menghentikan wabah bintang laut Mahkota berduri.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
"Jumlah bintang laut Mahkota Berduri sudah terlalu ban yak, ini seperti Tsunami dan tidak ada upaya manusia yang bisa mencegah mewabahnya bintang laut ini,” katanya.</div>
<div style="background-color: white; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12px; line-height: 18px;">Heath mengatakan solusi jangka panjang untuk mencegah lonjakan bintang laut mahkota berduri ini harus melibatkan perbaikan kualitas air dan upaya lanjutan untuk mencegah limpasan dari kawasan pertanian yang perlu melibatkan industri pertanian.</span></span><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12px; line-height: 18px;">The Great Barrier Reef adalah sistem terumbu karang terbesar di dunia yang terletak di Laut Coral, di lepas pantai Queensland, Australia. Hamparan terumbu karang ini diperkirakan terdiri dari lebih dari 2.900 terumbu individual dan 900 pulau. Terhampar sepanjang lebih dari 2.600 kilometer, di atas lahan seluas sekitar 344.400 kilometer persegi, membuat kawasan Terumbu Karang ini dapat dilihat dari luar angkasa dan menjadi struktur tunggal terbesar di Bumi yang dibuat oleh organisme hidup. </span></span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; font-weight: bold; line-height: 18px;">Peter McCutcheon # </span><span style="background-color: transparent; font-size: 12px; line-height: 18px;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>http://www.radioaustralia.net.au #</b></span></span></div>
</div>
<div>
<br /></div>
Putri Bariel - Blue Biroehttp://www.blogger.com/profile/03506808336071520902noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6863908208426715628.post-45758229635212145052013-10-29T14:39:00.000+07:002013-10-29T14:39:10.090+07:00<h3 style="background-color: white; color: #4b494c; font-family: Calibri, Verdana; line-height: 19px; margin: 8px 0px 20px;">
<span style="font-size: large;">Kongres Terumbu Karang 2014 Diadakan di Manado</span></h3>
<div style="background-color: white; font-family: Calibri, Verdana; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; font-family: Calibri, Verdana; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: justify;">
Sekitar 50 negara akan menghadiri Kongres Terumbu Karang Dunia (/WCRC) di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara pada Mei 2014. "Beragam persiapan telah kami lakukan termasuk melakukan koordinasi dengan kementerian terkait seperti kementerian kelautan dan perikanan serta kementerian koordinator dan kesejahteraan rakyat," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Ronald Sorongan, di Manado, Rabu.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Calibri, Verdana; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; font-family: Calibri, Verdana; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: justify;">
Dia mengatakan, WCRC merupakan pertemuan tingkat tinggi yang melibatkan negara-negara pemilik terumbu karang di seluruh dunia dan akan membicarakan kelestarian serta manfaatnya bagi kehidupan umat manusia dan alam. "Pesertanya diperkirakan sama dengan pelaksanaan konferensi kelautan dunia yang dilaksanakan di Kota Manado pada beberapa tahun lalu. Dan peserta dari berbagai negara ini terdiri dari menteri-menteri atau pejabat tinggi setingkat menteri kurang lebih dari 50 negara," katanya.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Calibri, Verdana; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; font-family: Calibri, Verdana; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: justify;">
Dia mengatakan, pelaksanaan konferensi terumbu karang dunia ini adalah bagian dari perayaan lima tahun pelaksanaan konferensi kelautan dunia dan "Coral Triangle Initiative". "Karena waktu pelaksanaan yang sudah semakin dekat ini, Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat sebagai pelaksana telah memfasilitasi pelaksanaan rapat koordinasi terkait dengan kesiapan teknis panitia," katanya.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Calibri, Verdana; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; font-family: Calibri, Verdana; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: justify;">
Dia mengatakan, rakor yang dilaksanakan di kantor kemkokesra, Rabu (16/10) dipimpin Acep Djalambat sebagai Staf Ahli Menkokesra Bidang Perubahan Iklim dan Mitigasi Bencana dan Togap Simangunsong, Asisten Deputi Urusan Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Kemenkokesra. Beberapa pejabat dari Kementerian Perikanan dan Kelautan, Kementerian Luar Negeri, Mabes TNI dan Polri, Direktur Kapet Manado-Bitung Noldy Tuerah, Karo Pemerintahan dan Humas Noudy Tendean, Karo Perlengkapan Femmy Suluh, serta dan Karo Umum Rudij Roring, juga hadir dalam rakor tersebut, katanya.(Ant)</div>
<div style="background-color: white; font-family: Calibri, Verdana; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; font-family: Calibri, Verdana; font-size: 14px; line-height: 21px;">
Sumber: METROTVNEWS.COM </div>
<span class="fullpost">
</span>Putri Bariel - Blue Biroehttp://www.blogger.com/profile/03506808336071520902noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6863908208426715628.post-85666638568068471242013-10-29T14:27:00.001+07:002013-10-29T14:27:05.939+07:00Akhirnya, Misteri Terumbu Karang Hidup Diketahui<header style="background-color: white; color: #555555; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; line-height: 20px;"><b><span style="font-size: large;">Akhirnya, Misteri Terumbu Karang Hidup Diketahui</span></b></header><header style="background-color: white; color: #555555; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; line-height: 20px;"><b><span style="font-size: large;"><br /></span></b></header><header style="background-color: white; color: #555555; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; line-height: 20px;"><img alt="" class="aligncenter size-full wp-image-43715" src="http://data.seruu.com/images/thumbs/article/2013/10/08/7(849).jpg" style="border: 0px; display: block; font-size: 14px; height: auto; margin: 0px auto; max-width: 100%; vertical-align: middle;" /></header><div style="text-align: center;">
<span style="font-size: xx-small;">foto : ilustrasi (istimewa)</span></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 11.25pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Misteri tentang
bagaimana terumbu karang hidup di "padang pasir samudera" terpecahkan
setelah tim peneliti dari Belanda mengamati peran spons bagi kehidupan
ekosistem terumbu karang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 11.25pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Terumbu karang adalah ekosistem
paling aktif di Bumi yang berkembang di perairan yang kurang nutrisi. Dan spons
menjaga kelangsungan hidup terumbu karang.<br />
<br />
Binatang berpori yang merupakan penyusun terumbu karang itu menjaga karang
tetap hidup dengan mendaur ulang bahan organik menjadi makanan siput, kepiting,
dan makhluk laut lainnya.<br />
<br />
Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Science, para peneliti
menyatakan bahwa spons mendaur ulang materi organik 10 kali lebih banyak dari
bakteri dan menghasilkan nutrisi sebanyak gabungan produksi nutrisi terumbu
karang dan alga.<br />
<br />
Mereka "pahlawan tanpa tanda jasa" dari komunitas terumbu karang,
kata penulis utama hasil penelitian itu, ahli ekologi akuatik di Universitas
Amsterdam, Jasper de Goeij.<br />
<br />
"Hingga kini tak ada yang benar-benar memperhatikan spons. Mereka terlihat
bagus, tetapi orang-orang lebih tertarik pada terumbu karang dan ikan,"
katanya seperti dilansir laman BBC.<br />
<br />
"Ternyata spons adalah pemain besar- mereka layak mendapatkan penghargaan
atas peran mereka," kata de Goeij.<br />
<br />
"Jika Anda ingin terumbu karang penuh warna dan beraneka ragam, Anda butuh
spons untuk memeliharanya".<br />
<br />
Terumbu karang tropis dikelilingi air yang kurang nitrogen dan fosfor, yang
seharusnya menghambat pertumbuhan mereka.<br />
<br />
Dan karena terumbu karang melepaskan hingga separuh lebih bahan organik ke air
laut, mereka memerlukan sistem untuk memulihkan nutrisi dan mendaurulangnya ke
ekosistem.<br />
<br />
Bakteri melakukan sebagian pekerjaan ini, tetapi hasilnya tidak cukup melimpah
untuk melayani ketergantungan kimia keseluruhan komunitas terumbu karang.<br />
<br />
Spons (porifera) adalah penyaring yang hidup di celah-celah batu, menyedot
plankton dan bahan organik yang dilepas ke laut oleh karang.<br />
<br />
Di Curacao, Kepulauan Karibia, de Goeij dan timnya mempelajari empat spesies
utama spons- pertama dalam laboratorium akuarium, kemudian dalam sebuah terumbu
karang alami dimana ilmuwan menutup sebuah rongga.<br />
<br />
Mereka memberi makan porifera dengan gula berlabel dan menelusuri perjalanan
molekul-molekul itu.<br />
<br />
Pertama, spons menyerap gula itu dari air, yang lalu dengan cepat tertumpah ke
dalam sel penyaring (choanocytes)-detritus (hasil penguraian tumbuhan dan
binatang yang telah mati) yang jatuh ke dasar laut.<br />
<br />
Dalam dua hari, molekul yang sama ada dalam makanan siput dan makhluk laut lain
pada sedimen yang mengandung limbah spons.<br />
<br />
Siput-siput ini nantinya menjadi makanan mahkluk lebih besar, dan begitulah
lingkaran berlanjut.<br />
<br />
Bukan hanya kecepatan, tetapi juga perputaran volume makanan yang membuat
peneliti terkejut, sekitar 10 kali lebih banyak dari hasil daur ulang bakteri.<br />
<br />
Tim peneliti Belanda memperkirakan "lingkaran spons" ini memproduksi
nutrisi hampir sama banyak dengan produsen utama (terumbu karang dan alga)
dalam keseluruhan terumbu karang tropis. [ant] </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 16px;">Seruu.com </span></div>
</div>
<div>
<br /></div>
Putri Bariel - Blue Biroehttp://www.blogger.com/profile/03506808336071520902noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6863908208426715628.post-85725842627291703512013-10-29T13:56:00.001+07:002013-10-29T13:59:16.851+07:00Laut Morotai Dirusak, KPK Diminta Bertindak<div class="hotnews" style="font-family: Arial; font-size: 12px; line-height: 17px; margin: 0px 0px 2px;">
<a href="http://www.jpnn.com/read/2013/10/22/196995/Laut-Morotai-Dirusak,-KPK-Diminta-Bertindak-#" style="-webkit-transition: 0.5s; color: #003365; font-family: arial; font-size: 21px; font-weight: bold; line-height: normal; text-decoration: none; transition: 0.5s;"></a><br />
<h1 style="font-size: 16px; margin: 0px; padding: 0px;">
<a href="http://www.jpnn.com/read/2013/10/22/196995/Laut-Morotai-Dirusak,-KPK-Diminta-Bertindak-#" style="-webkit-transition: 0.5s; color: #003365; font-family: arial; font-size: 21px; font-weight: bold; line-height: normal; text-decoration: none; transition: 0.5s;">
Laut Morotai Dirusak, KPK Diminta Bertindak<br /><span class="huruf_bawah" style="color: rgb(197, 47, 55) !important; font-size: 14px !important;">Aktivitas MMC Kembangkan Mutiara di Maluku Utara</span></a></h1>
<a href="http://www.jpnn.com/read/2013/10/22/196995/Laut-Morotai-Dirusak,-KPK-Diminta-Bertindak-#" style="-webkit-transition: 0.5s; color: #003365; font-family: arial; font-size: 21px; font-weight: bold; line-height: normal; text-decoration: none; transition: 0.5s;">
</a></div>
<br style="font-family: Arial; font-size: 12px; line-height: 17px;" />
<div style="font-family: Arial; font-size: 12px; line-height: 17px; text-align: justify;">
<strong>JAKARTA </strong>- Kader HMI melakukan demonstrasi di depan Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kehadiran lembaga mahasiswa hijau hitam ini di lembaga antirasuah itu menuntut KPK bertindak atas dugaan pelanggaran yang dilakukan PT Morotai Marine Culture (MMC) dalam mengengembangkan mutiara dan ikan kerapu di Morotai, Maluku Utara.</div>
<div style="font-family: Arial; font-size: 12px; line-height: 17px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial; font-size: 12px; line-height: 17px; text-align: justify;">
"PT MMC dalam melakukan usaha pembudidayan mutiara yang telah melanggar izin yang dikeluarkan. Berdasarkan UKL/UPL adalah sebesar 4,5 hektar, tapi fakta di lapangan menunjukan bahwa telah terjadi pelebaran areal usaha menjadi 10 hektar," kata koordiantor aksi, Mukmin Ilyas di Gedung KPK, Selasa (22/10).</div>
<div style="font-family: Arial; font-size: 12px; line-height: 17px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial; font-size: 12px; line-height: 17px; text-align: justify;">
Mukmin menjelaskan pemilik PT Morotai Marine Culture (MMC), Robert Sukendy membangun infrastruktur bisnisnya juga merusak lingkungan hidup di sekitarnya. Material karang dan kayu mangrove dimanfaatkan sehingga menimbulkan kerusakan terumbu karang dan merusak hutan mangrove.</div>
<div style="font-family: Arial; font-size: 12px; line-height: 17px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial; font-size: 12px; line-height: 17px; text-align: justify;">
"KPK harus segera turun tangan memeriksa kasus ini. Kami khawatir ini akan membuat marah masyarakat sekitar. Sumber hidup mereka yang nelayan terganggu dengan kehadiran MMC," katanya.</div>
<div style="font-family: Arial; font-size: 12px; line-height: 17px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial; font-size: 12px; line-height: 17px; text-align: justify;">
Dalam mengoperasikan pembudidayan ikan kerapu dan pembudidayaan Mukmin juga punya bukti bahwa MMC tidak memiliki dokumen Amdal sebagaimana diatur dalam peraturan pemerintah Nomor 27 tahun 1999 tentang analisis dampak lingkungan. Bukti ini diserahkan ke KPK sebagai data pendukung atas dugaan pelanggaran yang dilakukan MMC.</div>
<div style="font-family: Arial; font-size: 12px; line-height: 17px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial; font-size: 12px; line-height: 17px; text-align: justify;">
Mukmin juga menyebut PT MMC dalam mempekerjakan tenaga kerja tidak melaksankan standar procedural ketenaga kerjaan. Selain itu dalam pemanfaatan listrik non PLN mereka jugaa tidak memiliki izin usaha. Dan PT MMV juga tidak memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar.</div>
<div style="font-family: Arial; font-size: 12px; line-height: 17px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial; font-size: 12px; line-height: 17px; text-align: justify;">
"Segera tangkap Komisaris PT MMC Rober Sukendy dan Fony Gonga. Konspirasi antara Fadel Muhammad dan Robert dalam pemberian izin sarat dengan manipulasi sehingga Rakyat Morotai dirugikan," tegasnya.</div>
<div style="font-family: Arial; font-size: 12px; line-height: 17px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial; font-size: 12px; line-height: 17px; text-align: justify;">
Mahasiswa juga menedesak KPK untuk segera mengaudit PT MMC yang beroperasi di atas lahan negara secara ilegal sejak tahun 2008. Mukmin juga meminta agar Bareskrim Mabes Polri untuk segera memeriksa Direktur Reskrim Polda Maluku Utara yang diduga membekingi PT MMC. "Mendesak Bupati Pulau Morotai segera menutup paksa PT MMC karena diduga ilegal," tandasnya. <b>jpnn.com</b></div>
<div class="clearx" style="clear: both; font-family: Arial; font-size: 12px; height: 0px; line-height: 17px; overflow: hidden; visibility: hidden; width: 0px;">
</div>
<div class="clearx" style="clear: both; font-family: Arial; font-size: 12px; height: 0px; line-height: 17px; overflow: hidden; visibility: hidden; width: 0px;">
</div>
<div class="_fl _wr_08" style="float: left; font-family: Arial; font-size: 12px; line-height: 17px; width: 160px;">
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 160px;"><tbody>
<tr><td align="left" valign="top"></td></tr>
<tr><td align="left" valign="top" width="262"><ul id="relatednews" style="margin: 0px; padding: 0px;"></ul>
</td></tr>
<tr><td align="left" height="15" valign="top" width="262"></td></tr>
<tr><td align="left" height="7" valign="top" width="262"><br /></td></tr>
</tbody></table>
</div>
<br /><span class="fullpost">
</span>Putri Bariel - Blue Biroehttp://www.blogger.com/profile/03506808336071520902noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6863908208426715628.post-37895614730601244402013-09-26T14:09:00.001+07:002013-09-26T14:09:24.495+07:00Mengembalikan Terumbu Karang di Samudra Hindia<h1>
</h1>
<div class="intro">
<b>Enam puluh persen terumbu karang di dunia terancam, juga akibat
pemanasan global. Di kepulauan Seychelles berlangsung proyek
rehabilitasi mencangkok karang sehat pada terumbu yang di ambang ajal.</b> </div>
<div class="intro">
<br /></div>
<div class="picBox full">
<a href="http://www.dw.de/mengembalikan-terumbu-karang-di-samudra-hindia/a-17101763#" rel="nofollow" style="cursor: pointer;"> <img border="0" height="225" src="http://www.dw.de/image/0,,17098425_303,00.jpg" width="400" />
</a>
</div>
<div class="longText group">
<br />
Para penyelam kembali naik ke permukaan air lewat tengah hari. Satu per
satu, mereka naik ke atas kapal yang berlabuh dekat pulau kecil di
samudra Hindia. Sudah dua kali mereka menyelam hari itu, setiap kali
selama satu setengah jam.<br />
<br />
Di perairan kepulauan Seychelles itu mereka membersihkan apa yang
disebut “lahan pembibitan karang”, sejejeran tali-temali dan jaring pada
pipa-pipa yang terpancang di dasar laut. Pada tali-tali dan jaring itu
tumbuh 10 jenis terumbu karang.<br />
<br />
David Derand yang pertama naik ke atas kapal, memimpin tim ini. Terumbu
karang bagaikan rumah bagi ikan dan melindungi pantai dari erosi, tapi
bisa mati karena kekurangan oksigen atau makanan. "Kerang yang tumbuh
menjamur, bersaing dengan karang," jelas Derand, "Karena itu kami
berusaha menyingkirkannya.” Kala menyelam, tim ilmuwan itu menyikat
bersih setiap bagian tali dan jaring itu.<br />
<b> </b><br />
<b>Karang yang pulih</b><br />
<br />
<div class="picBox medium">
<a href="http://www.dw.de/mengembalikan-terumbu-karang-di-samudra-hindia/a-17101763#" rel="nofollow" style="cursor: pointer;"> <img border="0" height="191" src="http://www.dw.de/image/0,,17012529_404,00.jpg" width="340" />
</a>
<span> </span></div>
<div class="picBox medium">
<span style="font-size: xx-small;"><span>David Derand, koordinator proyek di Seychelles</span></span>
</div>
<br />
Karang yang dibibitkan itu diambil dari terumbu karang yang
berhasil pulih dari proses pengelantangan seputar 1998. Ketika itu, El
Niño menyebabkan pemanasan air laut khususnya di samudra Hindia. Hal itu
menyebabkan gangguan pada proses fotosintesis karang dan mengubah
jaringan selular karang menjadi transparan. 15 persen terumbu karang di
dunia berada di perairan ini. Proses pengelantangan bisa membunuh
sekawasan besar.<br />
<br />
Menurut laporan World Resources Institute pada tahun 2011, sekitar 75
persen karang terumbu dunia terancam oleh ancaman global seperi
perubahan iklim dan pengelantangan, dan dampak aktifitas manusia sperti
polusi dan penangkapan ikan yang berlebihan.<br />
<br />
Derand berharap karang yang dibibitnya lebih resisten terhadap ancaman, karena berhasil pulih setelah mengalami pengelantangan.<br />
<b> </b><br />
<b>Fase berikut: pencangkokan </b><br />
<br />
<div class="picBox medium rechts">
<a href="http://www.dw.de/mengembalikan-terumbu-karang-di-samudra-hindia/a-17101763#" rel="nofollow" style="cursor: pointer;"> <img border="0" height="191" src="http://www.dw.de/image/0,,17098432_404,00.jpg" width="340" />
</a>
</div>
Setelah 12 bulan, karang yang telah membesar itu dicangkokan di
terumbu karang yang di ambang ajal. Derand bersama timnya baru dua kali
melakukan pencangkokan, yang pertama kali pada bulan Desember 2012.<br />
<br />
Kat, seorang relawan Inggris berusia 26 tahun bercerita bahwa
pencangkokan pada terumbu karang tampaknya berhasil. Ikan-ikan sudah
kembali bermukim di sana. Proyek penyelamatan terumbu karang ini
berlangsung selama tiga tahun, dan berlandaskan apa yang disebut "konsep
berkebun".<br />
<br />
Seperti surat berantai, konsep yang dipelopori Pusat Oseanografi di
Israel ini diteruskan ke kelompok-kelompok lain di berbagai negara.
Kepada Deutsche Welle, Derand mengatakan, "Kami berusaha membantu alam,
tapi nantinya alam harus bisa pulih sendiri.“<br />
<br />
Selain dari turisme, penduduk kepulauan Seychelles bergantung pada laut untuk kelanjutan hidupnya. <span style="font-size: xx-small;"><b>DW.DE</b></span></div>
<span class="fullpost">
</span>Putri Bariel - Blue Biroehttp://www.blogger.com/profile/03506808336071520902noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6863908208426715628.post-81061759896124128002013-09-26T13:59:00.001+07:002013-09-26T13:59:12.016+07:00Spesies Terumbu Karang Mirip Bunga Kamboja Ditemukan di Bali<div class="headline">
<h1 class="title">
</h1>
</div>
<div class="articleinfo">
<span class="created"> </span><span><a href="http://menara-fm.com/unik-unik/index.html"> </a> </span></div>
<img alt="akamboja" class="boxed" height="297" src="http://menara-fm.com/images/akamboja.jpg" style="display: block; margin-left: auto; margin-right: auto;" width="400" /><br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Ada kabar baik bagi para penggemar keindahan bawah laut. Spesies baru
terumbu karang kembali ditemukan di kawasan perairan Bali. Euphylia
baliensis sp., demikian spesies baru terumbu karang yang ditemukan
dalam sebuah penelitian untuk memetakan potensi kelautan Bali yang
dilaksanakan sejak tahun 2011 lalu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Euphylia
Baliensis memiliki bentuk yang sangat unik, mirip seperti bentuk bunga
kamboja. Seperti diketahui, bunga kamboja merupakan salah satu jenis
bunga yang seringkali diidentikkan dengan Bali. Euphylia
baliensis memiliki beberapa karakter morfologi yang berbeda dengan
jenis karang lainnya dari genus euphyllidae. E. baliensis memiliki
corallites yang relative lebih kecil (dengan diameter rata-rata 3mm),
dengan cabang yang lebih kurus, pendek dan sedikit terklasifikasi.
Memiliki tentakel yang tumpul, berwarna merah gelap hingga cokelat
dengan bagian dasar berwarna agak kehijauan ujung berwarna krem.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Jenis
karang baru ini hanya dijumpai pada kedalaman 27 – 37 meter di perairan
sekitar Padangbai-Candidasa, di Kabupaten Karangasem, Bali.</span> <strong># Info Unik, Menara-FM.com </strong>
</div>
<span class="fullpost">
</span>Putri Bariel - Blue Biroehttp://www.blogger.com/profile/03506808336071520902noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6863908208426715628.post-83216038670935609632013-09-26T13:49:00.004+07:002013-09-26T13:49:40.637+07:00Sulut Berharap Nelayan Ikut Menjaga Terumbu Karang<br /><div class="mb10 mr20 fl cright" style="width: 250px;">
<img alt="DKP Sulut Berharap Nelayan Ikut Menjaga Terumbu Karang" height="296" src="http://manado.tribunnews.com/foto/bank/images/terumbu-karang-ilustrasi.jpg" width="400" /><div>
ilustrasi</div>
<div>
<br /><strong></strong></div>
<div>
<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]-->
<div style="text-align: left;">
Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Utara (Sulut) berharap, nelayan ikut
menjaga kelestarian terumbu karang sebagai penyanggah kehidupan. "Manfaat terumbu
karang sangat banyak baik dari sisi ekonomis maupun ekologis," kata Kepala
DKP, Ronald Sorongan di Manado, Kamis.<br />
<br />
Dia mengatakan, dari sisi ekonomis, terumbu karang menyediakan stok ikan
yang dikonsumsi nelayan pesisir atau masyarakat luas ketika dibawa ke pasar,
sementara dari sisi ekologi menjadi benteng penyanggah daratan apabila terjadi
air pasang.<br />
<br />
"Terumbu karang telah menjadi sumber pangan bagi masyarakat pesisir yang
ada di belahan dunia. Bahkan apabila dikalkulasi sekitar 500 juta
menggantungkan kehidupan bagi sumberdaya yang disediakan terumbu karang,"
katanya.<br />
<br />
Karena itu menurut dia, nelayan yang setiap hari dekat dengan laut dan terumbu
karang hendaknya menggunakan cara-cara lestari untuk menjaga kesinambungan
peran terumbu karang, dengan tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang merusak.<br />
<br />
Sebab menurut dia, di beberapa tempat nelayan menggunakan bahan peladak untuk
menangkap ikan yang tak hanya merusak karang juga memusnahkan ikan-ikan kecil
serta biota laut lainnya sebagai penyedia nutrisi ikan.<br />
<br />
"Ada juga yang sengaja menempatkan jangkar atau menggunakan zat kimia
untuk mengambil ikan yang bersembunyi di sela-sela karang. Nah ini sangat
berbahaya karena butuh waktu lama untuk recovery atau tumbuh tunas baru apabila
rusak," katanya.<br />
<br />
Karena itu dia mengharapkan, nelayan bermitra dengan pemerintah dalam menjaga
kelestarian terumbu karang, apalagi telah ada bantuan-bantuan untuk
pengembangan ekonomi nelayan penangkap, pengolah atau budidaya di setiap
kabupaten dan kota. "Salah satunya dengan memberikan perahu bermesin bagi
nelayan sehingga mereka boleh melaut lebih jauh," katanya<strong>.(ant) TRIBUNMANADO.CO.ID</strong></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-language:EN-US;}
</style>
<![endif]--><br /><strong></strong></div>
<div>
<br /><strong></strong></div>
</div>
<span class="fullpost">
</span>Putri Bariel - Blue Biroehttp://www.blogger.com/profile/03506808336071520902noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6863908208426715628.post-86022634185820847122013-07-30T16:48:00.001+07:002013-07-30T16:48:12.334+07:00Ada Ikan Purba Beratnya Tiga Kali Gajah Afrika<img border="0" height="318" src="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/07/25/0002177ikan-gajah-afrika780x390.jpg" width="640" /><br />
Ilmuwan mengungkap bahwa Leedsichthys bisa punya ukuran hingga 16,5
meter pada usia 38 tahun serta memiliki bobot 21,5 ton, setara 3 gajah
Afrika. | SWNS.com<br />
<br />
<strong>KOMPAS.com</strong> — Lewat analisis fosil, ilmuwan mengungkap
keberadaan ikan purba raksasa yang bobotnya mencapai 21,5 ton atau tiga
kali gajah afrika saat ini. Bernama <em>Leedsichthys</em>, ikan itu punah 160 juta tahun lalu bersama punahnya dinosaurus.<br /><br />Peneliti
University of Bristol yang melakukan riset percaya bahwa ikan raksasa
itu bisa berkembang hingga punya panjang utuh 9 meter saat berusia 20
tahun. Sementara itu, pada usia 38 tahun, ikan itu bisa mencapai panjang
16,5 meter.<br /><br />Keberadaan spesies ikan purba tersebut sudah
diketahui sejak tahun 1886, saat ilmuwan bernama Alfred Nicholson Leeds
menemukan fosilnya. Namun, ilmuwan sulit menentukan ukuran pasti ikan
tersebut karena fosil yang ditemukan terfragmentasi, sulit
diidentifikasi.<br /><br />Kini, dengan mengumpulkan fosil-fosil yang
terfragmentasi dan melihat posisi insangnya, ilmuwan bisa memperkirakan
ukuran panjang dari ikan yang bisa mencapai umur 40 tahun tersebut. <br /><br />Jeff
Liston dari School of Earth Sciences University of Bristol mengatakan,
"Kami melihat banyak spesimen—bukan cuma tulang, melainkan juga struktur
pertumbuhan internal, seperti struktur lingkaran pohon—untuk
mendapatkan informasi tentang umur dan perkiraan ukuran."<br /><br />Liston seperti dikutip <em>Daily Mail</em>,
Rabu (24/7/2013), mengungkapkan, "Salah satu aspek yang paling
mengagumkan dari ikan ini adalah mulut suspensinya yang tampak seperti
mengembangkan struktur yang bertautan dengan insang untuk mengekstrak
plankton saat melewati mulut."<br /><br />Menurut Liston, penemuan ini akan
membantu menguak dinamika populasi alga di masa Jurassic, memperoleh
pemahaman produktivitas di laut masa kini, dan melihat bagaimana
produktivitas berubah seiring waktu. # Yunanto Wiji Utomo
<br />
<br />
<div align="center" style="padding-bottom: 15px;">
<div align="center" style="height: 60px; width: 468px;">
<div align="center">
</div>
</div>
</div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Putri Bariel - Blue Biroehttp://www.blogger.com/profile/03506808336071520902noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6863908208426715628.post-48616349337274252872013-07-10T10:25:00.004+07:002013-07-10T10:25:53.816+07:00PEMANASAN GLOBAL MEMPERKECIL UKURAN IKAN<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/10/01/1840529620X310.jpg" /><span class="fullpost">
</span><br />
<div>
<div style="background-color: white; color: #666666; float: left; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 10px; line-height: 16px;">
Ilustrasi : Pemanasan Global | Andrea Zeppilli</div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<span style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;">Kegagalan untuk mengontrol emisi gas rumah kaca berpotensi menimbulkan dampak pada ekosistem laut yang lebih buruk dari perkiraan. Para peneliti menyatakan, pemanasan global akibat emisi gas rumah kaca berpeluang memperkecil ukuran ikan.</span><br style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;" /><br style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;" /><span style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;">Pernyataan tersebut didasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan dengan melakukan pemodelan reaksi ikan terhadap rendahnya level oksigen di laut. Meningkatnya suhu air laut menyebabkan oksigen terlarut menurun. Para peneliti menggunakan data Panel Ahli Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) untuk pemodelan.</span><br style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;" /><br style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;" /><span style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;">Berdasarkan pemodelan dampak meningkatnya temperatur air laut pada 600 spesies ikan antara tahun 2001 hingga 2050, diketahui bahwa dengan peningkatan suhu, ukuran ikan laut bisa berkurang antara 14 - 24 persen dari ukuran semula. </span><br style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;" /><br style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;" /><span style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;">Dr William Cheung dari University of British Columbia yang melakukan penelitian mengatakan, "Kenaikan temperatur akan meningkatkan kecepatan metabolisme ikan. Ini memicu peningkatan permintaan oksigen untuk aktivitas normal. Dengan demikian, ikan akan kehilangan oksigen untuk tumbuh saat ukuran kecil."</span><br style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;" /><br style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;" /><span style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;">Penelitian juga menyimpulkan pergerakan ikan akibat pemanasan global. Menurut hasil riset itu, ikan akan bergerak menuju ke kutub dengan kecepatan 36 kilometer per dekade sebagai dampak dari meningkatnya suhu air laut.</span><br style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;" /><br style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;" /><span style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;">Dr Alan Baudron dari University of Aberdeen di inggris yang tak terlibat penelitian mengatakan bahwa pengecilan ukuran ikan bisa berdampak negatif di dunia perikanan maupun kelangsungan hidup masing-masing spesies ikan itu sendiri.</span><br style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;" /><br style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;" /><span style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;">"Individu yang lebih kecil memproduksi telur yang lebih sedikit dan lebih kecil. Ini akan berdampak pada potensi reproduksi ikan dan dapat mengurangi ketahanannya pada faktor lain seperti tekanan perikanan dan polusi," kata Baudron seperti dikutip BBC, Minggu (30/9/2012).</span><br style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;" /><br style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;" /><span style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;">Ke depan, perlu diselidiki respon biologis tubuh terhadap peningkatan suhu. hasil penelitian ini dipublikasikan di jurnal Nature Climate Change.</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;">Yunanto Wiji Utomo - KOMPAS.COM</span></div>
Putri Bariel - Blue Biroehttp://www.blogger.com/profile/03506808336071520902noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6863908208426715628.post-89787896315988895722013-07-10T10:16:00.004+07:002013-07-10T10:18:56.992+07:00IKAN ANEH BISA BERTAHAN HIDUP DUA BULAN DI DARATAN<img height="199" src="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/07/09/1110065mangrove-rivulus780x390.jpg" width="400" /><span class="fullpost">
</span><br />
<div style="text-align: left;">
<i>Mangrove rivulus </i>| comparativephys.ca</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<span style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;">Ikan mangrove rivulus mungkin adalah jenis ikan paling hebat dan unik di dunia. Jenis ikan ini hermaprodit dan mampu bertahan selama lebih dari dua bulan di daratan tanpa air.</span><br />
<br style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;" />
<span style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;">Ikan ini punya ukuran sekitar 75 mm. Mangrove rivulus adalah satu-satunya vertebrata yang mampu membuahi diri sendiri. Riset tahun 2007 menunjukkan, ikan ini bisa hidup di darat hingga 66 hari di dalam batok kelapa, kayu-kayu mangrove hingga kaleng bir.</span><br />
<br style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;" />
<span style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;">Baru-baru ini, ilmuwan merekam kehidupan mangrove rivulus di daratan. Mereka ingin mengetahui bagaimana jenis ikan aneh ini bertahan hidup dan bergerak di lingkungan tanpa air.</span><br />
<br style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;" />
<span style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;">Dari rekaman video, terungkap bahwa ikan ini mampu melompat-lompat di daratan dengan menggunakan ekornya. Pertama, ikan ini telentang di daratan, kemudian menekukkan kepalanya dan kemudian menggerakkan ekornya untuk membantu melompat.</span><br />
<br style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;" />
<span style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;">Benjamin Perlman dari Wake Forest University yang memimpin studi mengatakan, mangrove rivulus punya kemampuan adapatsi darat tinggi. Diberitakan </span><em style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;">Livescience</em><span style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;">, Senin (8/7/2013), ikan ini punya kemampuan mengarahkan lompatan dan mengerahkan gaya lompat lebih tinggi.</span><br />
<br style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;" />
<span style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;">Kemampuan melompat itu menjadi kunci bertahan hidup mangrove rivulus. Dengan kemampuan ini, ikan bisa berpindah dari lingkungan yang minim oksigen dan punya kadar hidrogen sulfida yang tinggi. </span><br />
<br style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;" />
<span style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;">Kemampuan melompat membuat ikan ini juga mampu berburu mangsa di daratan. Ikan ini bisa memangsa hewan seperti jangkrik. Hasil rekaman video dan pengamatan ikan ini dirilis oleh Society for Experimental Biology minggu lalu.</span><br />
<span style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;">Yunanto Wiji Utomo - KOMPAS.COM</span></div>
<div>
<br /></div>
Putri Bariel - Blue Biroehttp://www.blogger.com/profile/03506808336071520902noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6863908208426715628.post-73498277487050122862013-06-28T14:48:00.001+07:002013-06-28T14:48:08.450+07:00SEMINAR, RAME-RAME ARTIS BICARA LINGKUNGAN HIDUP<em style="background-color: white; border: none; color: #333333; font-family: verdana; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: center;"><strong style="border: none;">"Berikan kehidupan kepada alam, seperti alam memberikan kehidupan bagi kita."</strong></em><span class="fullpost">
</span><br />
<div>
<em style="background-color: white; border: none; color: #333333; font-family: verdana; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: center;"><strong style="border: none;"><br /></strong></em></div>
<div>
<em style="background-color: white; border: none; color: #333333; font-family: verdana; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: center;"><strong style="border: none;"><img alt="Seminar Pekan Lingkungan Indonesia 2012./ Foto: Safari TNOL" src="http://www.tnol.co.id/images/stories/Jacks_Milyarder/Images/safari-seminar-lingkungan-01.jpg" /></strong></em></div>
<div>
<em style="background-color: white; border: none; color: #333333; font-family: verdana; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: center;"><strong style="border: none;"><span style="color: black; font-size: 11px; font-weight: normal; line-height: normal; text-align: left;">Seminar Pekan Lingkungan Indonesia 2012./ Foto: Safari TNOL</span></strong></em></div>
<div>
<em style="background-color: white; border: none; color: #333333; font-family: verdana; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: center;"><strong style="border: none;"><span style="color: black; font-size: 11px; font-weight: normal; line-height: normal; text-align: left;"><br /></span></strong></em></div>
<div>
<em style="background-color: white; border: none; font-family: verdana; text-align: center;"><strong style="border: none;"><div style="border: none; color: #333333; font-size: 13px; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: 19px; text-align: start;">
Saat ini masih sedikit orang yang peduli dengan lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya orang yang mengunakan tas plastik sebagai wadah untuk mengantongi berbagai produk. Padahal, coba saja hitung, jika yang menggunakan tas plastik itu satu juta orang, maka sudah satu juta kantong plastik yang digunakan dan bertebaran merusak lingkungan.</div>
<div style="border: none; color: #333333; font-size: 13px; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: 19px; text-align: start;">
Kantong plastik menjadi kekhawatiran para penggiat lingkungan hidup karena proses daur ulang kantong plastik membutuhkan waktu yang sangat lama. Ketika terurai pun sampah plastik tersebut menjadi partikel-partikel mikroskopik beracun yang meresap ke dalam saluran air dan akhirnya memasuki rantai makanan yang kita makan.</div>
<div style="border: none; color: #333333; font-size: 13px; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: 19px; text-align: start;">
<br /></div>
<div style="border: none; color: #333333; font-size: 13px; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: 19px; text-align: start;">
Hal ini terungkap dalam seminar <i style="border: none;">Pekan Lingkungan Indonesia 2012</i> yang digelar Kementrian Lingkungan Hidup di Ruang Murai JCC, Jakarta, Kamis (14/6). Dalam seminar singkat ini hadir sejumlah artis ibukota yang menjadi duta lingkungan hidup dan menjadi narasumber. Tampak di podium adalah Ully Sigar Rusady, Oppie Andaresta, Arumi Bachsin, Nugie dan Tasya Kamila.</div>
<div style="border: none; color: #333333; font-size: 13px; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: 19px; text-align: start;">
Hadir juga sebagai narasumber Erna Witoelar, Menteri Permukiman dan Pengembangan Wilayah pada Kabinet Persatuan Nasional yang saat ini dikenal sebagai aktivis lingkungan. Selain itu hadir juga sejumlah perwakilan dari berbagai komunitas yang tergabung dalam portal komunitas <b style="border: none;">TNOL</b>. Seminar berlangsung dengan interaktif. Antusias peserta mengikuti seminar juga sangat tinggi. Hal ini dibuktikan dengan kursi-kursi yang disediakan panitia terisi penuh oleh peserta.</div>
<div style="border: none; color: #333333; font-size: 13px; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: 19px; text-align: start;">
<br /></div>
<div style="border: none; color: #333333; font-size: 13px; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: 19px; text-align: start;">
Tasya Kamila dalam seminar ini menuturkan, saat ini masih banyak orang belum sadar (<i style="border: none;">awareness</i>) terhadap pelestarian lingkungan hidup. Salah satu contohnya adalah masih banyaknya orang yang menggunakan tas plastik. Oleh karena itu, sebagai duta lingkungan hidup Tasya selalu memberikan perhatian terhadap kepedulian lingkungan hidup dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa. <br style="border: none;" /><br style="border: none;" />"Padahal ketika pohon sudah ditebang, ikan sulit ditangkap, maka akan sadar bahwa uang tidak akan bisa dimakan," jelasnya yang langsung disambut tepuk tangan peserta seminar.<br style="border: none;" /><br style="border: none;" />Sementara itu Ully Sigar Rusady mengatakan, pemahaman betapa pentingnya lingkungan hidup telah dilakukannya dengan memberikan pendidikan kepada anak-anak usia dini. Hal ini efektif karena dari anak-anak tersebut membuat banyak orang tua yang mengikuti perilaku untuk peduli terhadap lingkungan. "Berikan kehidupan kepada alam, seperti alam memberikan kehidupan bagi kita. Oleh karena itu walaupun ada duta-duta lingkungan hidup dari artis, tapi kita semua bisa menjadi duta lingkungan hidup," jelasnya.</div>
<div style="border: none; color: #333333; font-size: 13px; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: 19px; text-align: start;">
<br /></div>
<div style="border: none; color: #333333; font-size: 13px; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: 19px; text-align: start;">
Sedangkan Arumi Bachsin mengatakan, dengan peduli lingkungan juga merupakan suatu perilaku yang <i style="border: none;">cool</i>. Selain itu, jika ingin menjadi orang yang maju dan berhasil maka harus mau melatih dirinya sendiri. Untuk melatih diri itu bisa dilakukan dengan kebiasaan memilah sampah organik atau non-organik, yang ada disekitar lingkungannya. "Membuat biasa itu berat pada awalnya. Namun terbiasa pada akhirnya," jelasnya.</div>
<div style="border: none; color: #333333; font-size: 13px; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: 19px; text-align: start;">
Sedangkan Oppie Andaresta dalam kesempatan ini mengatakan, untuk mengikuti gaya hidup hijau atau <i style="border: none;">green life style</i> adalah lakukan perilaku hidup sewajarnya. Alam sebagai lingkungan akan membantu setiap orang yang ingin mengikuti gaya hidup hijau. Berperilaku wajar itu diantaranya dengan selalu menanam pohon dan berperilaku hemat.</div>
<div style="border: none; font-style: normal; font-weight: normal; text-align: start;">
<span style="color: #333333; font-size: x-small;"><span style="line-height: 19px;">Sementara itu Erna Witoelar mengatakan, selama ini jika lingkungan hidup rusak maka yang disalahkan adalah pemerintah. Hampir semua lembaga non pemerintah atau LSM yang menyoroti lingkungan selalu menyalahkan pemerintah. Padahal satu jari menunjuk ke depan, tiga jari menunjuk ke dirinya sendiri. "Sekarang ini juga banyak perusahaan yang punya CSR tentang lingkungan hidup. Dulu </span></span><i style="border: none; color: #333333; font-size: 13px; line-height: 19px;">car free day</i><span style="color: #333333; font-size: x-small;"><span style="line-height: 19px;">juga banyak ditentang, sekarang setiap kota ada </span></span><i style="border: none; color: #333333; font-size: 13px; line-height: 19px;">car free day</i><span style="color: #333333; font-size: x-small; line-height: 19px;">. Sekarang jangan berpikir hanya sedikit karena itu banyak dilakukan dan sangat berarti," jelasnya. Jadi, ayo selamatkan lingkungan hidup mulai sekarang! By : Safari Sidakaton</span><span style="color: #787879;"><span style="font-size: 11px; line-height: 15px;"> - www.tnol.co.id</span></span></div>
</strong></em></div>
<div>
<em style="background-color: white; border: none; color: #333333; font-family: verdana; font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: center;"><strong style="border: none;"><br /></strong></em></div>
Putri Bariel - Blue Biroehttp://www.blogger.com/profile/03506808336071520902noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6863908208426715628.post-36507667337574938362013-06-28T14:25:00.000+07:002013-06-28T14:25:01.819+07:00Ronaldo Bertemu Anak Asuhnya<img alt="Ronaldo Bertemu Anak Asuhnya" height="205" src="http://l3.yimg.com/bt/api/res/1.2/gMnXyUVcpjCpS1xlwgBCcA--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Y2g9MTYwO2NyPTE7Y3c9MjUwO2R4PTA7ZHk9MDtmaT11bGNyb3A7aD0xMjI7cT04NTt3PTE5MA--/http://media.zenfs.com/id_ID/News/Tribune_News/christiano-ronaldo-peduli-mangrove.jpg" width="320" /><span class="fullpost">
</span><br />
<div>
<br /></div>
<div>
<div class="first" id="yui_3_8_1_1_1372403690151_917" style="background-color: white; font-family: Georgia, Times, 'Times New Roman', serif; font-size: 14px; line-height: 22.453125px; padding: 0px;">
Pesohor sepak bola Cristiano Ronaldo, rupanya peduli terhadap kelestarian lingkungan.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Georgia, Times, 'Times New Roman', serif; font-size: 14px; line-height: 22.453125px; margin-top: 11px; padding: 0px;">
Selama tiga hari mulai Selasa (25/6) malam hingga Kamis (27/6), dia berada di Bali untuk mengkampanyekan pelestarian hutan mangrove sekaligus ditunjuk sebagai duta mangrove Indonesia.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Georgia, Times, 'Times New Roman', serif; font-size: 14px; line-height: 22.453125px; margin-top: 11px; padding: 0px;">
Selain penanaman mangrove, Ronaldo direncanakan bertemu anak asuhnya, Martunis, salah satu korban tsunami Aceh 2004 yang terapung selama 19 hari.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Georgia, Times, 'Times New Roman', serif; font-size: 14px; line-height: 22.453125px; margin-top: 11px; padding: 0px;">
Sewaktu ditemukan, Martunis mengenakan jersey Portugal bernomor punggung Ronaldo. Cerita itu sempat menyedot perhatian dunia.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Georgia, Times, 'Times New Roman', serif; font-size: 14px; line-height: 22.453125px; margin-top: 11px; padding: 0px;">
Federasi Sepak Bola Portugal kemudian mengundang Martunis ke negaranya, Juni 2005. Sekian lama tidak bertemu, Martunis kini sudah berada di Bali.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Georgia, Times, 'Times New Roman', serif; font-size: 14px; line-height: 22.453125px; margin-top: 11px; padding: 0px;">
"Sudah sampai dari malam (Senin 24/6). Ya senang bisa bertemu kembali. Nanti kalau bertemu Ronaldo, saya mau titip salam untuk pemain Portugal lainnya. Saya suka dia karena permainannya. Saya juga ikut mengubah gaya rambut," ujar Martunis yang didampingi salah seorang camatdi Aceh, Mustafa. TRIBUNNEWS.COM</div>
</div>
Putri Bariel - Blue Biroehttp://www.blogger.com/profile/03506808336071520902noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6863908208426715628.post-65487240901657303222013-06-24T13:19:00.000+07:002013-06-24T13:28:00.239+07:00IKAN MATI DI TELUK LAMPUNG BUKAN KARENA VIRUS<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/12/15/2141462-20121215jonkcmred-tide-pemicu-fenomena-ikan-mati-di-teluk-lampung-620X310.jpg" /><span class="fullpost">
</span><br />
<div>
<div style="background-color: white; color: #666666; float: left; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 10px; line-height: 16px;">
Kematian ikan-ikan dan perubahan warna air di perairan Teluk Lampung diyakini dipicu oleh red tide, yaitu fenomena unik serangan blooming plankton. | KOMPAS/Yulvianus Harjono<strong style="background-color: transparent; color: black; font-size: 16px; line-height: 26px;"> BANDAR LAMPUNG</strong><span style="background-color: transparent; color: #333333; font-size: 16px; line-height: 26px;"> </span><span style="background-color: transparent; color: #333333; font-size: 16px; line-height: 26px;">— Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Lampung memastikan bahwa kematian ribuan ikan di Teluk Lampung bukan karena penyakit atau virus.</span></div>
<div style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px; padding: 10px 20px 10px 0px;">
"Kami sempat turun dan mengambil sampel ikan yang mati. Setelah diteliti di laboratorium, hasilnya ternyata negatif dari bakteri, parasit, jamur, atau virus. Bukan karena penyakit," tutur Herman dari Stasiun Karantina Ikan Kelas I Lampung, Selasa (18/12/2012).</div>
<div style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px; padding: 10px 20px 10px 0px;">
Menurut dia, ada penyebab lain dari kematian ribuan ikan secara tidak wajar di sejumlah tempat budidaya di Teluk Lampung. Hal ini semakin menegaskan bahwa ikan-kan itu mati akibat fenomena <em>red tide</em> atau meledaknya populasi plankton.</div>
<div style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px; padding: 10px 20px 10px 0px;">
Ledakan populasi plankton mengakibatkan ikan sulit bernapas. pasalnya, plankton itu menempel di insang dan mengambil oksigen dalam jumlah besar.</div>
<div style="color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px; padding: 10px 20px 10px 0px;">
"Kematian ikan-ikan itu kemungkinan besar karena ledakan alga (plankton)," ujar Herman.</div>
<div class="clearit" style="clear: both; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;">
</div>
<div class="sumber-artikel" style="color: #999999; float: left; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 0.75em; margin-top: 10px;">
</div>
<div class="clearit" style="clear: both; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 16px; line-height: 26px;">
</div>
<div style="text-align: right;">
<span style="color: #999999; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 12px;">sumber : KOMPAS.COM</span></div>
</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; float: left; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 10px; line-height: 16px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #666666; float: left; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 10px; line-height: 16px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #666666; float: left; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 10px; line-height: 16px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #666666; float: left; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 10px; line-height: 16px;">
<br /></div>
<div>
<br /></div>
Putri Bariel - Blue Biroehttp://www.blogger.com/profile/03506808336071520902noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6863908208426715628.post-49314135587267257832012-03-15T16:26:00.000+07:002012-03-15T16:26:07.345+07:00WAKATOBI SEGERA JADI CAGAR BIOSFIR DUNIA<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-9NHxG9GIdjw/T2G1VCXex6I/AAAAAAAABe0/rkN43IRO5sk/s1600/01.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="217" src="http://4.bp.blogspot.com/-9NHxG9GIdjw/T2G1VCXex6I/AAAAAAAABe0/rkN43IRO5sk/s320/01.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b>"Jumlah spesies terumbu karang di perairan laut Wakatobi mencapai 750 spesies dari 850 spesies terumbu karang dunia. <br />Di
laut Karibia yang banyak dikunjungi wisatawan terutama penyelam, hanya
memiliki 50 spesies terumbu karang, sedangkan laut Merah hanya 300
spesies," </b>
</div>
<div>
<br />
</div>
<div>
<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Wilayah Kabupaten Wakatobi, Provinsi
Sulawesi Tenggara (Sultra), segera ditetapkan jadi kawasan cagar biosfir
dunia oleh badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Unesco.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
"Badan PBB yang menaungi bidang
pendidikan dan kebudayaan itu akan bersidang menetapkan Wakatobi sebagai
kawasan cagar biosfir dunia di Paris pada April 2012," kata Bupati
Wakatobi, Hugua melalui telepon dari Wangi-wangi, ibukota Wakatobi,
Rabu.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut Hugua, ada tiga kepentingan
yang dilindungi Unesco dalam menetapkan Wakatobi sebagai pusat cagar
biosfir dunia, yakni kearifan lokal masyarakat Wakatobi, kelestarian
lingkungan, dan kepentingan ekonomi masyarakat yang berkelanjutan.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Ia mengatakan, kearifan lokal yang
dilindungi di Wakatobi adalah menyangkut tradisi budaya masyarakat
Wakatobi dalam memperlakukan alam dan mengambil sesuatu dari alam.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
"Masyarakat Wakatobi sangat
menghargai alam sekitar karena alam dengan segala kemurahannya
menyediakan segala sumber kehidupan manusia cukup berkelimpahan,"
katanya.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Sedangkan kelestarian lingkungan
perlu dilindungi karena kawasan perairan laut Wakatobi memiliki
keragaman terumbu karang dan biota laut yang cukup tinggi dibandingkan
dengan kawasan-kawasan lain yang ada di dunia.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
"Jumlah spesies terumbu karang di
perairan laut Wakatobi mencapai 750 spesies dari 850 spesies terumbu
karang dunia. Di laut Karibia yang banyak dikunjungi wisatawan terutama
penyelam, hanya memiliki 50 spesies terumbu karang, sedangkan laut Merah
hanya 300 spesies," katanya.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Itu artinya ujar Hugua, kawasan
perairan laut Wakatobi seluas kurang lebih 1,5 juta hektar, menyimpan
potensi sumber daya alam perairan laut, sekitar 90 persen dari total
potensi sumber daya kelautan yang ada di seluruh dunia.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Makanya, Unesco memandang kawasan
Wakatobi sebagai kawasan yang harus dilindungi karena potensi kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya, bisa menghidupi jutaan bahkan miliaran
penduduk.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Sedangkan kepentingan ekonomi yang
perlu dilindungi menurut Hugua, bagaimana masyarakat di kawasan Wakatobi
dapat memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada secara
berkelanjutan, tanpa mengganggu keseimbangan lingkungan.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
"Tiga kepentingan itu yang mendorong
pihak Unesco untuk menjadikan kawasan perairan laut Wakatobi sebagai
pusat cagar biosfir dunia," katanya.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Pemerintah Indonesia sendiri melalui
Kementerian Kehutanan, sejak tahun 1996, sudah menetapkan kawasan
perairan laut Wakatobi seluas 1,3 juta hektar sebagai kawasan Taman Laut
Nasional Wakatobi.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Namun dengan status Taman Laut
Nasional, yang dilindungi hanya kelestarian alam alam bawah laut
Wakatobi, sedangkan masyarakat dan kepentingan ekonomi berkelanjutan
tidak mendapat perlindungan.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
"Dengan status sebagai pusat cagar
biosfir dunia, minimal melindungi tiga kepentingan itu tadi, kearifan
lokal masyarakat, kelestarian lingkungan, dan kepentingan ekonomi
berkelanjutan," kata Hugua. </div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://www.blogger.com/Source%20:%20http://www.antaranews.com/berita/300259/wakatobi-segera-jadi-cagar-biosfir-dunia">Sumber : Antara News Indonesia </a></div>
<br />
<br />Putri Bariel - Blue Biroehttp://www.blogger.com/profile/03506808336071520902noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6863908208426715628.post-34793878428769621792012-03-15T16:21:00.001+07:002012-03-15T16:22:12.897+07:00SISTEM PEMETAAN SATELIT BARU BISA SELAMATKAN TERUMBU KARANG<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<b>Laporan kelompok organisasi
lingkungan yang berjudul "Reefs at Risk Revisited" menyebutkan sistem
pemetaan satelit yang baru bisa dimanfaatkan untuk mempelajari dunia
terumbu karang.</b>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-cQkCFtaiznQ/T2GzRT804vI/AAAAAAAABes/I5epv9es36I/s1600/01.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="224" src="http://1.bp.blogspot.com/-cQkCFtaiznQ/T2GzRT804vI/AAAAAAAABes/I5epv9es36I/s320/01.jpg" width="320" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dunia terumbu karang makin terancam,
sebagian besar disebabkan kegiatan manusia. Terancamnya terumbu karang
ini dianggap sebagai akibat perubahan iklim yang mengancam organisme
laut. Kelompok organisasi lingkungan menerbitkan sebuah laporan
berjudul, "Reefs at Risk Revisited" mengenai hal itu. Laporan itu
menyebutkan pemanfaatan sistem pemetaan satelit yang baru untuk
mempelajari dunia terumbu karang.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pimpinan Lembaga Kelautan dan
Atmosfir Amerika (National Oceanic and Atmospheric atau NOAA), Jane
Lubchenco, mengatakan, “Dewasa ini, sekitar 75 persen terumbu karang
dunia terancam baik oleh kondisi-kondisi setempat maupun dunia”.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa
ancaman terumbu karang akan terus berlanjut, kecuali jika ada upaya
dilakukan untuk menyelamatkannya.
</div>
<div style="text-align: justify;">
"Jika gejala itu terus berlangsung,
proyeksi laporan ini mencatat bahwa pada 20 tahun dari sekarang,
separuh dari terumbu karang dunia akan terkena panas dan menyebabkan
pemutihan yang parah. Dalam waktu 50 tahun persentase itu akan naik
menjadi lebih dari 95 persen,” paparnya.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nancy Knowlton, yang bekerja di
Lembaga Smithsonian, mengatakan bahwa terancamnya terumbu karang akan
berakibat besar pada kehidupan di laut.
</div>
<div style="text-align: justify;">
"Diperkirakan paling sedikit
seperempat atau paling banyak sepertiga dari semua spesies yang hidup di
laut terkait dengan terumbu karang. Hal itu membuat terumbu karang
sebagai jenis hewan yang paling terancam punah di dunia, bahkan lebih
terancam punah dibanding katak,” ujarnya.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jutaan spesies laut tergantung pada
terumbu karang. Terumbu karang sebagai sumber makanan yang sangat
penting bagi jutaan orang di seluruh dunia. Terumbu karang juga
melindungi tepi pantai dari badai dan banjir. Terumbu juga menjadi
sumber pendapatan di banyak negara.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lauretta Burke, yang bekerja di
Institut Sumbar Daya Dunia, mengatakan, "Pariwisata merupakan penyumbang
perekonomian penting di lebih dari 95 negara dan wilayah di seluruh
dunia. Pariwisata menyumbang lebih dari 20 persen pendapatan domestik
kotor di seluruh dunia”.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ia adalah penulis utama laporan itu.
Ia mengatakan bahwa lebih dari 275 juta orang punya ketergantungan pada
terumbu karang, terutama yang tinggal di Asia Tenggara dan Samudra
Hindia.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Laporan itu mencatat bahwa
penangkapan ikan yang berlebihan dan perubahan iklim adalah dua ancaman
paling serius terhadap laut di dunia. Dikatakan, kadar asam tinggi yang
disebabkan oleh pembakaran karbondioksida juga merupakan masalah.
Ancaman lain termasuk penggunaan bahan peledak untuk menangkap ikan, dan
bahan beracun serta pencemaran lain.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lebih lanjut Lauretta Burke
mengatakan, "Penangkapan ikan yang berlebihan adalah ancaman yang paling
meluas yang merusak 55 persen terumbu karang dunia. Ancaman itu
khususnya terjadi di Asia Tenggara. Polusi dari tanggul air dan
pembangunan di daerah pesisir berdampak pada seperempat terumbu karang
dunia”.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Burke mengatakan bahwa kondisi
terumbu karang di Australia adalah yang terbaik berkat usaha
pelestarian, tetapi terumbu karang yang terdapat di Asia Tenggara sangat
terancam. Sembilan puluh persen terumbu karang itu dalam keadaan
menyedihkan akibat penangkapan ikan yang berlebihan.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Laporan itu menyebutkan bahwa terumbu
karang sangat penting. Disebutkan juga bahwa pengelolaan dan kebijakan
yang lebih baik harus dilakukan untuk mengurangi ancaman ekosistem yang
bernilai itu.
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.voanews.com/indonesian/news/Sistem-Pemetaan-Satelit-Bisa-Selamatkan-Terumbu-Karang-140157043.html"> Sumber : Voice of America (VoA) News </a></div>
<span class="fullpost">
</span>Putri Bariel - Blue Biroehttp://www.blogger.com/profile/03506808336071520902noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6863908208426715628.post-79037342500345388402012-03-15T16:13:00.001+07:002012-03-15T16:21:39.299+07:00WASPADA !!! SEAFOOD ADA YANG MENGANDUNG ALGA BERACUN<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-LFmPdHAjD9I/T2GyQmXLsdI/AAAAAAAABec/Kj8RaRYf2SA/s1600/01.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="231" src="http://1.bp.blogspot.com/-LFmPdHAjD9I/T2GyQmXLsdI/AAAAAAAABec/Kj8RaRYf2SA/s320/01.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Para peneliti kelautan dunia menemukan sekitar 300 jenis alga beracun di
seluruh perairan dunia. Sekitar 35 jenis alga berbahaya tersebut hidup
di perairan Indonesia. Alga yang termasuk ke dalam <span style="font-style: italic;">harmful algal blooms</span> (HABs) ini dimakan oleh ikan dan hewan laut lainnya yang terkategori sebagai <span style="font-style: italic;">seafood</span> (makanan laut). <br />
<br />
"Padahal, <span style="font-style: italic;">seafood</span>
tersebut kebanyakan dikonsumsi oleh manusia,” ungkap Kepala Pusat
Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2
Oseanografi LIPI), Zainal Arifin, pada acara Training dan Seminar
Seafood Safety in Indonesia, Senin (20/2), di Jakarta.<br />
<br />
Acara
tersebut terselenggara atas kerja sama antara LIPI dengan United States
Agency for International Development (USAID). Para peserta yang hadir
berasal dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA)
Amerika Serikat, USAID, otoritas pembuat kebijakan dari sejumlah
kementerian dan para peneliti LIPI.<br />
<br />
Zaenal menjelaskan, ada
beberapa perairan di Indonesia yang perlu diwaspadai karena potensial
sebagai habitat alga beracun terutama di kawasan teluk. Perairan
tersebut adalah perairan Ambon, Lampung, Kaobe (Sulawesi), Kalimantan
Timur, dan Jakarta. <br />
<br />
"Namun, untuk perairan di Teluk Jakarta
tidak perlu dikhawatirkan karena bukan konsentrasi habitat alga
beracun," tandasnya. Pada umumnya, alga beracun akan berkembang pesat
pada musim panas (<span style="font-style: italic;">dry season</span>).<br />
<br />
Vera
Trainer, Koordinator Penelitian HABs dan Human Health dari NOAA
menambahkan, perlu langkah strategis menetapkan program pemantauan
perluasan organisme berbahaya tersebut. Di negara maju, pemantauan
dilakukan dengan menggunakan satelit. Selain itu, diperlukan pula
pertukaran informasi dengan negara-negara yang telah melakukan
penelitian lebih detil tentang hal itu, seperti Amerika Serikat. <br />
<br />
Menurutnya,
perlu pemahaman komprehensif untuk mendeteksi alga beracun yang masuk
ke dalam makanan laut. Misalnya saja, akibat limbah berbahaya yang
dibuang ke laut dari beragam industri yang tidak memiliki pengolahan
limbah termasuk limbah nutrient dari aquaculture. <br />
<br />
Kandungan
fosfat, nitrat dan silikat yang berbahaya dari limbah termakan oleh alga
sehingga alga menjadi beracun. Kemudian, alga beracun akan dimakan oleh
ikan dan hewan laut lainnya. Mengkonsumsi seafood tersebut tentu
berbahaya bagi manusia, bahkan bisa berakibat kematian. <br />
<br />
Dikatakannya,
jenis alga yang memakan limbah beracun ini terbagi dua kategori, yaitu
alga yang tidak beracun dan alga yang beracun. "Jenis alga yang beracun
biasanya banyak ditemui di area coral reef (karang), tentu berbahaya
pula untuk dikonsumsi," imbuh Vera.<br />
<br />
Upaya agar aman dalam
mengkonsumsi makanan laut adalah dengan memilih ikan atau makanan laut
sejenisnya yang berumur muda. Sebab, kandungan racun tentu lebih sedikit
ketimbang pada ikan yang berumur lebih tua di mana racun telah
terakumulasi pada ikan tersebut. <br />
<br />
Langkah pencegahan agar makanan
laut tetap aman dikonsumsi adalah dengan menggunakan test kit (tes
untuk mendeteksi racun di dalam alga) secara berkala. "Tes dianjurkan
seminggu sekali," ujarnya. (Sumber: Humas LIPI)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://nationalgeographic.co.id/lihat/berita/2841/waspada-seafood-yang-mengandung-alga-beracun">Sumber : National Geographic Indonesia</a></div>Putri Bariel - Blue Biroehttp://www.blogger.com/profile/03506808336071520902noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6863908208426715628.post-73218881172788036822011-12-27T09:53:00.002+07:002011-12-27T09:53:15.740+07:00CRITC DAN DIVISI EDUKASI COREMAP FASE II BERAKHIR<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-oqhITTSMZOo/TvkytSJl9GI/AAAAAAAABXQ/gvRy4nQ1YTQ/s1600/01.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="153" src="http://1.bp.blogspot.com/-oqhITTSMZOo/TvkytSJl9GI/AAAAAAAABXQ/gvRy4nQ1YTQ/s400/01.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: Arial; font-size: 12px;">Suatu pertemuan khusus telah diadakan di gedung LIPI pada tanggal 21 Desember 2011 yang menandai berakhirnya kegiatan CRITC (Coral Reef Information and Training Centre) dan Divisi Edukasi COREMAP II (Coral Reef Rehabilitation and Management Program, Phase II) setelah aktif bergiat dalam bidang rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang di Indonesia selama 13 tahun terakhir. Pertemuan ini merupakan refleksi akan perjalanan sejarah, capaian dan pembelajaran Program COREMAP selama ini, khususnya peran tanggung jawab yang diemban oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia).</span>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: Arial; font-size: 12px;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
</div>
<div style="color: #333333; font-family: Arial; font-size: 12px;">
COREMAP I (Tahap I) dilaksanakan pada tahun 1998 – 2004 di bawah kordinasi LIPI, sedangkan COREMAP II (Tahap II) di bawah kordinasi Kementerian Kelautan dan Perikanan. Program COREMAP mendapat bantuan pendanaan dari GEF/World Bank, Asia Development Bank, dan selama Tahap I juga dari AusAID (Australia).</div>
<div style="color: #333333; font-family: Arial; font-size: 12px;">
<br /></div>
<div style="color: #333333; font-family: Arial; font-size: 12px;">
Mulai sejak awal persiapan sampai implementasi Program COREMAP, LIPI telah memainkan peran signifikan terutama dalam bidang riset dan informasi, edukasi, dan penyadaran masyarakat. Sejumlah besar informasi mengenai terumbu karang dan berbagai hal yang terkait dengannya telah dikumpulkan, dikaji dan diteliti untuk mendukung upaya pengelolaan terumbu karang. Tak sedikit jumlah tenaga dari berbagai penjuru Indonesia yang telah dididik dan diberi pelatihan untuk menunjang pengelolaan dan rehabilitasi terumbu karang. Kampanye penyadaran masyarakat tentang terumbu karang telah dilaksanakan dengan intensif yang berujung dengan diraihnya penghargaan internasional </div>
<div style="color: #333333; font-family: Arial; font-size: 12px;">
Gold Quill Award dari International Assocaition of Business Communicators (IABC). Di samping itu, Divisi Edukasi telah mengembangkan kerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Budaya untuk mengembangkan silabus, kurikulum, dan berbagai bahan ajar tentang laut yang telah digunakan secara luas di sekolah-sekolah, mulai dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat sekolah menengah atas, di hampir seantero Indonesia.</div>
<div style="color: #333333; font-family: Arial; font-size: 12px;">
<br /></div>
<div style="color: #333333; font-family: Arial; font-size: 12px;">
Menurut Dr. Zainal Arifin, Kepala Pusat Penelitian Oseanografi – LIPI, capaian terpenting COREMAP bersifat intangible atau tak berwujud fisik seperti bangunan atau konstruksi yang kasat mata. Capaian terbesarnya adalah berhasil mengubah pola pikir (mindset) masyarakat luas dari yang semula tak tahu dan tak acuh tentang lingkungan laut menjadi masyarakat yang sadar, peduli dan bersedia ikut serta melindungi, mengkonservasi dan memanfaatkan sumberdaya pesisir secara berkelanjutan. </div>
<div style="color: #333333; font-family: Arial; font-size: 12px;">
<br /></div>
<div style="color: #333333; font-family: Arial; font-size: 12px;">
Dalam pertemuan itu, beberapa kegiatan pasca selesainya proyek diusulkan, antara lain perlunya segera disusun buku yang memberikan gambaran tentang sejarah, capaian, dan pembelajaran dari perjalanan COREMAP selama ini, yang diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan untuk kegiatan-kegiatan dan kebijakan pengelolaan sumberdaya pesisir di kemudian hari. </div>
<div style="color: #333333; font-family: Arial; font-size: 12px;">
<br /></div>
<div style="color: #333333; font-family: Arial; font-size: 12px;">
Ada pula disarankan untuk mengembangkan pusat latihan tentang pengelolaan pesisir yang berskala nasional ataupun regional dengan modal berbagai keahlian dan pengalaman yang telah diraih, dan berbagai fasilitas pendukung yang telah diperoleh dari Program COREMAP selama ini. </div>
<div style="color: #333333; font-family: Arial; font-size: 12px;">
<br /></div>
<div style="color: #333333; font-family: Arial; font-size: 12px; text-align: center;">
<a href="http://coremap.or.id/berita/article.php?id=1023">Sumber : COREMAP - LIPI Pusat Jakarta</a></div>
<br class="Apple-interchange-newline" /><br />
<span class="fullpost">
</span>Putri Bariel - Blue Biroehttp://www.blogger.com/profile/03506808336071520902noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6863908208426715628.post-64098794468282402011-12-19T11:23:00.001+07:002011-12-19T11:23:57.706+07:00KARYA TERBAIK "LOMBA PENULISAN ARTIKEL" DALAM AJANG FORKOM MATABUKA 2011 AKAN DIJADIKAN SUMBER TULISAN DALAM BLOG<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-qeuRCLXhNX4/Tu68MqzOnwI/AAAAAAAABXE/SDkfAUaFYzg/s1600/01.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="160" src="http://4.bp.blogspot.com/-qeuRCLXhNX4/Tu68MqzOnwI/AAAAAAAABXE/SDkfAUaFYzg/s320/01.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) - LIPI, melalui Bidang Pendidikan mengkampanyekan berbagai program ke masyarakat luas dalam membangun paradigma baru tentang upaya pelestarian terumbu karang. Salah satu upaya yang diselenggarakan adalah membangun jaringan komunikasi dalam bentuk Forum Komunikasi Masyarakat Pecinta Terumbu Karang (Forkom Matabuka). Komunikasi para komunitas yang terdiri dari siapapun dan kalangan manapun yang memiliki visi yang sama yaitu sebagai pelestari terumbu karang telah memanfaatkan berbagai media sosial salahsatunya <i>webblog</i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada tahun 2011, bersamaan dengan rangkaian kegiatan Kontes Inovator Muda (KIM) ke-6 dilaksanakanlah kegiatan 'Forum Diskusi dan Lomba Penulisan Artikel' yang bertemakan <i>"Bahana Pena Maya Blogger Muda Dalam Melestarikan Terumbu Karang</i>". Kegiatan ini melibatkan sekitar 250 peserta dari siswa/i SMA - sederajat dan mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi se-Jabodetabek.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berkaitan dengan kegiatan Lomba Penulisan Artikel, didapatkan <b>3 Penulis Artikel Terbaik </b>(hasil penilaian dewan juri) yang diumumkan pada acara puncak KIM 6, terdiri dari :</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Juara 1 </b>: atas nama<b> Marcella</b> perwakilan <b>SMA K 7 Penabur</b>, judul artikelnya <i><b>"Tentang Dunia yang (Hampir) Hilang"</b>.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Juara 2</b> : atas nama <b>Fifiani Lugito </b>perwakilan <b>SMA K Penabur Gading Serpong, </b>dengan judul artikel <b><i>"Melindungi yang Jauh Dimata, Dekat Dihati"</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Juara 3 </b>: atas nama <b>Alivia Hadisisabella </b>perwakilan <b>SMK Negeri 8 Jakarta</b>, judul artikel <b><i>"Kawula Muda sebagai Ujung Tombak Pelestarian Terumbu Karang"</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Setiap karya tulis pemenang dan beberapa karya yang dinilai baik oleh juri dan penyelenggara, akan ditayangkan secara bergilir pada webblog Forkom Matabuka (http://cintaterumbukarang.blogspot.com) dengan harapan melalui karya tulis para peserta ini dapat menyumbangkan ide dan pendapat kepada masyarakat Indonesia maupun Dunia untuk selalu peduli lingkungan khususnya lingkungan laut beserta biotanya, terutama terumbu karang. (SELAMATKAN TERUMBU KARANG, SEKARANG !! KALAU BUKAN SEKARANG, KAPAN LAGI !!, KALAU BUKAN KITA, SIAPA LAGI !!)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Sumber : Tim Penyelenggara Kegiatan Forkom Matabuka 2011</div>Putri Bariel - Blue Biroehttp://www.blogger.com/profile/03506808336071520902noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6863908208426715628.post-43665196967600483292011-12-13T15:18:00.001+07:002011-12-13T15:18:26.238+07:00SMAN 1 KENDARI JUARA KONTES INOVATOR MUDA KE - 6<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-eirSHAKPYZc/TucJy88R9xI/AAAAAAAABW8/BNtKXb8OdMA/s1600/01.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://2.bp.blogspot.com/-eirSHAKPYZc/TucJy88R9xI/AAAAAAAABW8/BNtKXb8OdMA/s320/01.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<b> Foto Bersama Finalis KIM 6 dengan Juri Panelis dan Panitia Penyelenggara</b></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tiga siswa SMA Negeri 1 Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara berhasil
menjuarai Kontes Inovator Muda (KIM) ke-6 tahun 2011 dalam babak
grandfinal yang berlangsung di Jakarta, akhir pekan lalu. Dalam ajang
yang digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu mereka
menyisihkan dua finalis lainnya yaitu SMAK Tarsisius 1 Jakarta dan SMA
Negeri 1 Jakarta yang berturut-turut menjadi juara kedua dan juara
ketiga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Tiga siswa yang mewakili SMAN 1 Kendari itu adalah Athar Abdurrahman,
Niartanty Nirmala Saleh, dan Tryana Putri Jumianti. Karya tulis mereka
bertajuk “Permainan Interaktif sebagai Media Pendidikan Pelestarian
Terumbu Karang Sejak Dini di Pulau Bungkutoko Kota Kendari (Studi di SD
Negeri 3 Abeli)”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Peserta dari SMA Tarsisius terdiri dari Jovita Nathania, Maria
Christina Yolenta Lestari, dan Rosinta Handinata dengan karya tulis
berjudul “Penyelamatan Terumbu Karang dengan Kartu Terumbu Karang”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sedangkan, peserta dari SMA Negeri 1 Jakarta terdiri dari Nabila
Mudin Sutanto, Nael Huda Qonita, dan Ulfi Uswatin Fadhilah dengan karya
tulis berjudul “Mengurangi Tekanan Terhadap Terumbu Karang di Kepulauan
Seribu Melalui Program Kelompok Ilmiah Remaja (KIR SMA Negeri 1
Jakarta)”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berdasarkan keterangan yang diperoleh “PRLM”, Senin (28/11),
penyelenggaraan KIM ke-6 mengangkat topik seputar model pelestarian
terumbu karang dari kaca mata generasi muda. Babak final berlangsung di
Hall Pameran, Mal Tamini Square, Jakarta Timur, Sabtu (26/11).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Zainal Arifin menuturkan,
sebanyak 92 karya tulis dari seluruh Indonesia dilombakan dalam kontes
ini. Menurut dia, jumlah karya tulis peserta pada KIM Ke-6 ini sedikit
menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang berjumlah 115 karya
tulis. Pada tahun ini penyelenggaraan berlangsung secara terpusat dan
tidak ada penyelenggaraan awal di daerah.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://www.pikiran-rakyat.com/node/167248">Sumber : Suara Rakyat Indonesia </a></div>Putri Bariel - Blue Biroehttp://www.blogger.com/profile/03506808336071520902noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6863908208426715628.post-56689246256013171662011-12-09T16:42:00.001+07:002011-12-09T17:01:18.369+07:00PAPARKAN PERMAINAN INTERAKTIF, SMA NEGERI 1 KENDARI : RAIH JUARA KIM LIPI<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-top: 15px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-Itxt4swh0ks/TuHZM4eRoHI/AAAAAAAABW0/QWhulwp_3HI/s1600/23.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://3.bp.blogspot.com/-Itxt4swh0ks/TuHZM4eRoHI/AAAAAAAABW0/QWhulwp_3HI/s320/23.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<b>Pemenang KIM 6 : SMAN 1 Kendari, SMA Tarsisius 1 Jakarta dan SMAN 1 jakarta bersama dengan Juri Panelis : Prof. Jamaluddin Jompa, Nurul Dhewani, M. Si dan Artika Dari Devi</b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
Makalah berjudul “Permainan Interaktif sebagai Media Pendidikan Pelestarian Terumbu Karang Sejak Dini di Pulau Bungkutoko Kota Kendari (Studi di SD Negeri 3 Abeli)” karya tiga siswa SMA Negeri 1 Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara berhasil menjuarai Kontes Inovator Muda (KIM) ke-6 tahun 2011.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-top: 15px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
KIM ke-6 yang mengangkat topik seputar model pelestarian terumbu karang dari kaca mata generasi muda ini, sebelumnya diikuti 92 kelompok pemakalah remaja dari seluruh Indonesia seperti Aceh, Pangkal Pinang, Maumere, Sulawesi, Jakarta serta Biak. Setelah diseleksi terdapat 3 kelompok yakni SMAN 1 Kendari, SMAN 1 Jakarta serta SMAK Tarsisius 1 Jakarta dan masuk tahap grand final. Babak final berlangsung di Hall Pameran, Mal Tamini Square, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu.</div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-top: 15px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Dalam ajang yang digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu, SMAN 1 Kendari berhasil menyisihkan dua finalis lainnya yaitu SMAK Tarsisius 1 Jakarta dan SMA Negeri 1 Jakarta yang berturut-turut menjadi juara kedua dan juara ketiga.<br />
<br />
Tiga siswa yang mewakili SMAN 1 Kendari itu adalah Athar Abdurrahman, Niartanty Nirmala Saleh dan Tryana Putri Jumianti. Karya tulis mereka bertajuk "Permainan Interaktif sebagai Media Pendidikan Pelestarian Terumbu Karang Sejak Dini, di Pulau Bungkutoko KOta Kendari (Studi di SD Negeri 3 Abeli)". Peserta dari SMA Tarsisius 1 Jakarta, teridiri dari Jovita Nathania, Maria Christina Yolenta Lestari dan Rosinta handinata dengan karya tulis berjudul "Penyelamatan Terumbu Karang dengan Kartu Terumbu Karang (metode permainan kartu uno)". Sedangkan peserta dari SMAN 1 Jakarta terdiri dari Nabila Mudin Sutanto, Nael huda Qonita dan UlfiUswatin Fadhillah dengan karya tulis berjudul "Mengurangi Tekanan Terhadap Terumbu Karang di Kepulauan Seribu Melalui Program Kelompok Ilmiah Remaja (KIR SMA Negeri 1 Jakarta)". </div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-top: 15px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #444444; font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px;">Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Zainal Arifin menuturkan, sebanyak 92 karya tulis dari seluruh Indonesia dilombakan dalam kontes ini. Menurut dia, jumlah karya tulis peserta pada KIM Ke-6 ini sedikit menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang berjumlah 115 karya tulis.</span></div>
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-top: 15px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<a href="http://www.lensaindonesia.com/2011/11/29/paparkan-permainan-interaktif-sman-1-kendari-raih-juara-kim-lipi.html">Sumber : Lensa Indonesia</a></div>
<span class="fullpost">
</span>Putri Bariel - Blue Biroehttp://www.blogger.com/profile/03506808336071520902noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6863908208426715628.post-12004318505114895672011-11-29T16:47:00.001+07:002011-11-29T16:53:30.633+07:00SISWA SMA ADU IDE SELAMATKAN TERUMBU KARANG<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-WdRqowr5kxs/TtSrQbMsfbI/AAAAAAAABWs/on2OODsUm5k/s1600/01.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-WdRqowr5kxs/TtSrQbMsfbI/AAAAAAAABWs/on2OODsUm5k/s1600/01.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Gambar : Okezone.com</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="background-color: white; font-family: 'helvetica neue', helvetica, arial, freesans, 'liberation sans', 'numbus sans l', sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;">Kepedulian generasi muda terhadap kelestarian alam, khususnya biota laut semakin meningkat. Berbagai aksi nyata mereka tuangkan dengan menghasilkan ide kreatif untuk menyelamatkan keanekaragaman hayati di Nusantara, khususnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'helvetica neue', helvetica, arial, freesans, 'liberation sans', 'numbus sans l', sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="background-color: white; font-family: 'helvetica neue', helvetica, arial, freesans, 'liberation sans', 'numbus sans l', sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><div style="text-align: justify;">
Sebagai wahana bagi ide kreatif kawula muda, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menghelat Kompetisi Inovator Muda (KIM). Ajang yang diperuntukan bagi pelajar SMA ini diikuti oleh 92 sekolah di seluruh Indonesia.</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'helvetica neue', helvetica, arial, freesans, 'liberation sans', 'numbus sans l', sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="background-color: white; font-family: 'helvetica neue', helvetica, arial, freesans, 'liberation sans', 'numbus sans l', sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><div style="text-align: justify;">
Kompetisi besutan Bidang Edukasi Coral Reef Rehabilitation and Management Program (Coremap) LIPI ini mencoba melihat inovasi kawula muda dalam memberikan solusi penyelamatan eksositem terumbu karang di Indonesia. KIM kali keenam ini mengusung tema Model Pelestarian Terumbu Karang dari Kacamata Generasi Muda.</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'helvetica neue', helvetica, arial, freesans, 'liberation sans', 'numbus sans l', sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="background-color: white; font-family: 'helvetica neue', helvetica, arial, freesans, 'liberation sans', 'numbus sans l', sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><div style="text-align: justify;">
Kepala LIPI Lukman Hakim mengungkapkan, Indonesia merupakan negara kepulauan, dengan sekira 17 ribu pulau terbentang dari Sabang sampai Merauke. Maka, kekayaan bahari Indonesia, terutama terumbu karang, tentu sangat melimpah.</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'helvetica neue', helvetica, arial, freesans, 'liberation sans', 'numbus sans l', sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="background-color: white; font-family: 'helvetica neue', helvetica, arial, freesans, 'liberation sans', 'numbus sans l', sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><div style="text-align: justify;">
"Indonesia merupakan segitiga terumbu karang dunia. Namun, pemberdayaan terhadap sumber daya tersebut masih sangat memprihatinkan," kata Lukman di Tamini Square, Jakarta Timur, akhir pekan lalu.</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'helvetica neue', helvetica, arial, freesans, 'liberation sans', 'numbus sans l', sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="background-color: white; font-family: 'helvetica neue', helvetica, arial, freesans, 'liberation sans', 'numbus sans l', sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><div style="text-align: justify;">
Lukman mengatakan, melalui penelitian yang dilakukan oleh LIPI, kekayaan terumbu karang Indonesia dalam keadaan memprihatikan. Hanya 26 persen ekosistem terumbu karang dalam keadaan baik dan 36 persen dalam keadaan cukup. Namun, 32 persen ekosistem terumbu karang Indonesia dalam kondisi rusak.</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'helvetica neue', helvetica, arial, freesans, 'liberation sans', 'numbus sans l', sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="background-color: white; font-family: 'helvetica neue', helvetica, arial, freesans, 'liberation sans', 'numbus sans l', sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><div style="text-align: justify;">
"Manusia memiliki andil dalam kerusakan ekosistem terumbu karang tersebut. Faktor utama yang mendasari hal ini adalah minimnya tingkat pengetahuan untuk melestarikan terumbu karang," ujarnya.</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'helvetica neue', helvetica, arial, freesans, 'liberation sans', 'numbus sans l', sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="background-color: white; font-family: 'helvetica neue', helvetica, arial, freesans, 'liberation sans', 'numbus sans l', sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><div style="text-align: justify;">
Terakhir, Lukman berpesan agar para generasi muda kembali meningkatkan kepedulian untuk menjaga kelestarian terumbu karang sebagai kekayaan laut Indonesia. "Menjadi tanggung jawab generasi muda untuk memelihara dan menjaga terumbu karang untuk keberlanjutan bagi generasi selanjutnya," tuturnya.</div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'helvetica neue', helvetica, arial, freesans, 'liberation sans', 'numbus sans l', sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="background-color: white; font-family: 'helvetica neue', helvetica, arial, freesans, 'liberation sans', 'numbus sans l', sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><div style="text-align: justify;">
Setelah melalui berbagai seleksi, tersisa tiga tim untuk berlaga di grand final. Mereka adalah SMAN 1 Kendari, SMAN 1 Jakarta, dan SMAK Tarsisius 1 Jakarta. Bertempat di Tamini Square, Jakarta Timur, ketiga tim menyampaikan hasil karya mereka di hadapan para pengunjung.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://kampus.okezone.com/read/2011/11/28/373/534968/siswa-sma-adu-ide-selamatkan-terumbu-karang">Sumber : Okezone </a></div>
</span><span class="fullpost">
</span>Putri Bariel - Blue Biroehttp://www.blogger.com/profile/03506808336071520902noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6863908208426715628.post-24069325863794930972011-11-25T13:58:00.001+07:002011-12-09T16:32:11.258+07:00LEWAT BLOG MELESTARIKAN TERUMBU KARANG<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://assets.kompas.com/data/photo/2011/11/03/1958593620X310.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="160" src="http://assets.kompas.com/data/photo/2011/11/03/1958593620X310.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span class="pb_10">Kompas/Lasti Kurnia</span>
- Penyelam menikmati alam bawah laut perairan Pulau Sanghiang,
Serang, Banten. Pesona terumbu karang yang masih cukup baik di perairan
tersebut menarik wisatawan bahari dari wilayah Jabodetabek untuk
menyelam pada akhir pekan.</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b>JAKARTA, KOMPAS.com </b>- Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang (COREMAP) telah dilakukan Lembaga Ilmi Pengetahuan Indonesia (LIPI) sejak tahun 1998. Setelah selama 13 tahun, COREMAP kini telah memasuki masa akhir tahap penyadaran masyarakat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salah satu pencapaian program COREMAP adalah kegiatan Forum Komunikasi Pecinta Terumbu Karang (Forum Matabuka) Indonesia pada Kamis (24/11/2011) di Jakarta. Di forum ini, remaja tingkat SMA berkumpul untuk menyalurkan ide, aspirasi, dan inovasi untuk penyelamatan terumbu karang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Forum Matabuka dilakukan reguler sejak tiga tahun lalu dan saat ini yang dilakukan adalah pembuatan dan pengisian blog," kata Dr. Ir. Iskandar Zulkarnain, Deputi Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI. Tiap tahun, Forkom Matabuka punya fokus kegiatan berbeda.<span class="fullpost"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="fullpost">Pada tahun pertama, kegiatan Forum Matabuka fokus pada pemberian pengetahuan tentang cara pembuatan dan pengemasan blog. Sementara tahun kedua diadakan lomba pembuatan blog. Tahun ketiga ini difokuskan pada cara pengisian informasi singkat dan menarik. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="fullpost">Kelapa Puslit Oseanografi LIPI, Zainal Arifin mengatakan bahwa blog dipilih karena memiliki kedekatan dengan remaja. "Karena pelajar itu dunianya blog, Facebook. Blog akan berefek spiral, impact-nya lebih besar." </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="fullpost">Selain blog, kata Zainal, dalam rangka program COREMAP, LIPI juga telah menyusun buku ajar bagi remaja khusus tentang terumbu karang. Buku ajar tersebut bisa diunduh gratis dan tersedia bagi pelajar SD, SMP, dan SMA.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="fullpost">Sumber: <a href="http://www.blogger.com/goog_260784737">Kompas.com, edisi </a></span><a href="http://sains.kompas.com/read/2011/11/25/08214348/Lewat.Blog.Melestarikan.Terumbu.Karang"><span class="c_abu01_kompas2011">Jumat, 25 November 2011 | 08:21 WIB</span></a></div>prakoso bhairawahttp://www.blogger.com/profile/02240233097017002595noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6863908208426715628.post-71221153115228815462011-11-25T13:52:00.001+07:002011-12-09T16:32:37.883+07:00FORKOM MATABUKA UNTUK PELESTARIAN TERUMBU KARANG<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://assets.kompas.com/data/photo/2011/11/24/1056419620X310.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="160" src="http://assets.kompas.com/data/photo/2011/11/24/1056419620X310.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Para blogger muda berkumpul di Toko Buku Gramedia, Kamis (24/11/2011)
untuk mengikuti edukasi perihal terumbu karang oleh COREMAP.
</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b>JAKARTA, KOMPAS.com</b> -- Program rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang (COREMAP) tahap II akan berakhir pada akhir tahun ini. Tahapan penyadaran atau edukasi ini yang dilakukan COREMAP, Kamis (24/11/2011) di Toko Buku Gramedia, Jalan Matraman Raya, Jakarta. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kegiatan ini dipenuhi para blogger muda yang adalah anak-anak SMA dari berbagai sekolah di Jakarta. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Acara yang diberi tajuk Forum Komunikasi Masyarakat Pecinta Terumbu Karang (Forkom Matabuka) ini diharapkan mampu mewadahi para pecinta terumbu karang dalam bentuk ide, aspirasi, dan inovasi penyelematan terumbu karang.<span class="fullpost"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="fullpost">Deputi Ilmu Kebumian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Iskandar Zulkarnain menjelaskan, COREMAP tahap II dilakukan dengan memberi edukasi demi peningkatan dan kepedulian masyarakat akan arti penting terumbu karang.
Kegiatan menggandeng para blogger muda seperti ini diharapkan bisa menyebarkan informasi dan mengajak sesamanya untuk peduli akan ekosistem terumbu karang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="fullpost">Sumber: <a href="http://edukasi.kompas.com/read/2011/11/24/11022216/Forkom.Matabuka.untuk.Pelestarian.Terumbu.Karang">Kompos.com, Kamis - 24 Movember 2011</a>
</span></div>prakoso bhairawahttp://www.blogger.com/profile/02240233097017002595noreply@blogger.com2