Dr. Kasim Moosa
Kasim Moosa menjadi salah satu penemu Coelancanth, ikan purba yang sebelumnya diduga telah punah sejak masa Cretaceous, 65 juta tahun lalu.
Sebelum penemuan pertamanya di perairan Afrika Selatan tahun 1938, Coelancanth atau ikan berahang dianggap para ilmuwan telah punah. Kemudian diketahui ikan ini berhabitat di perairan Kepulauan Komoro, Samudera Hindia. Hingga pada tahun 1998, nelayan di perairan Manado, Sulawesi Utara, menemukan ikan yang oleh penduduk lokal setempat dinamakan ikan raja. Ikan itu secara fisik mirip dengan Coelancanth yang ada di Kepulauan Komoro.
Kasim Moosa bersama dua koleganya, Mark Erdmann dan Roy L Caldwell, mempublikasikan penemuan tersebut di Nature dengan judul artikel "Indonesian "king of the sea" Discovered.
Kasim Moosa adalah ilmuwan biologi kelautan LIPI, yang dianggap mengangkat reputasi lembaga ilmiah tertua dan terbesar di Indonesia itu di mata internasional.
Ilmuwan kelahiran Jakarta 25 Februari 1937 itu, dianugerahi penghargaan Sarwono Prawirohardjo X oleh LIPI. Penghargaan Sarwono Prawirohardjo ini merupakan ajang tahunan, dalam rangka puncak perayaan ulang tahun LIPI pada 23 Agustus.
Penghargaan ini mengambil nama Ketua LIPI pertama almarhum Prof DR Sarwono Prawirohardjo.
Senin (22/08/2011) ini Kasim Moosa tak sendiri mendapatkan penghargaan. LIPI juga menganugerahkan penghargaan yang sama terhadap mantan Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat dan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, Prof DR Haryono Suyono.
Ketua LIPI Prof DR Lukman Hakim, mengatakan, kepakaran Kasim Moosa dalam biologi kelautan sungguh sangat dibutuhkan Indonesia sebagai negara maritime.
"Ketekunannya dalam meneliti biota laut diturunkan kepada peneliti-peneliti muda maupun murid-muridnya di Universitas Indonesia maupun Universitas Nasional," kata Lukman.
Kasim menyelesaikan program pendidikan pascasarjana hingga doctoral di Paris, Perancis. Kasim Moosa meraih gelar doktor di Universite Pierre et Marie Curie tahun 1986.
Lebih dari 73 jurnal ilmiah dia hasilkan, termasuk tiga di antaranya yang dipublikasikan di Nature. Kasim Moosa juga tercatat sebagai penemu tiga family, 11 genera, 45 spesies dari kepiting dan stomatopoda. Dia juga yang pernah menginformasikan adanya ikan fosil hidup di Biak, Papua.
5 komentar:
Sudah 2 kali aku bertemu dengan Pak Kasim. Gak nyangka, ternyata aku ketemu sama orang hebat. Wow, ingin ketemu lagi deh. Tapi kalau ketemu sama Pak Kasim jadi gak bisa berkata apa-apa. Hehe..
... Hehe ... Ketemu lagi aja ... Siapa tau ad' mampu jadi regenerasi dari beliau ... :)
kangen sama pak kasim...long time no see
Mantap, indonesia masih mempunyai seorang ilmuan Internasional. Pak Kasim jangan lupa ke medan lagi, kita masih butuh ilmu-ilmu pak kasim. Ingat "SIMATUPANG". Horas, Horas, Hiras !!!!
Baca komentar jadi tambah bangga punya bapak ini. Beliau tegas dalam mendidik anak2nya. Alhamdulillah beliau masih diberikan kesehatan.
Posting Komentar