MATARAM | SURYA Online - Dua buah gili (pulau kecil) di wilayah Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) tenggelam akibat kerusakan terumbu karang.
Bupati Lombok Timur, M Sukiman Azmy, mengemukakan hal itu saat dialog dengan Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek), Suharna Surapranata, usai peresmian prototype Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) Hybrida di Ketapang, Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur, Selasa (22/12).
“Sudah ada dua gili yang tenggelam akibat kerusakan terumbu karang dan saya tidak menghendaki hal itu terulang kembali,” ujarnya.
Dua gili yang dimaksud yakni Gili Pengadah dan Gili Kapal yang luasnya sekitar belasan hektare namun telah punah (tenggelam) akibat kerusakan terumbu karang. Dua gili tersebut bagian dari delapan gili yang pernah ada di Selat Alas Kabupaten Lombok Timur. Enam gili lainnya yakni Gili Kondo, Gili Lawangan, Gili Sulat, Gili Bidara, Gili Lampu, dan Gili Bagik.
Kini, Gili Kondo pun terancam punah akibat ulah kelompok masyarakat yang mengeksploitasi terumbu karang secara besar-besaran.
Untuk menggapai gili-gili di Selat Alas itu, dapat menggunakan perahu motor dari Pelabuhan Laut Kayangan di ujung timur Pulau Lombok, yang memerlukan waktu tempuh sekitar satu jam.
Sementara jarak tempuh dari Mataram, Ibukota Provinsi NTB ke Pelabuhan Kayangan lebih dari 100 kilometer atau sekitar dua jam perjalanan menggunakan kendaraan bermotor.
Secara keseluruhan, di perairan Kabupaten Lombok Timur terdapat 33 buah gili dari total 278 buah gili yang menyebar di berbagai wilayah kabupaten di NTB.
Sukiman mengatakan, pihaknya tengah memprogramkan pemberdayaan masyarakat yang teridentifikasi sebagai pelaku pengrusakan terumbu karang di perairan Lombok Timur.
“Kami sudah alokasikan sejumlah dana di APBD tahun 2010 yang sudah direstui kalangan legislatif untuk memberdayakan masyarakat yang sering merusak terumbu karang,” ujarnya.
Menurut Sukiman, perusak terumbu karang dari kalangan nelayan akan dimodali peralatan penangkapan ikan agar melupakan terumbu karang. Demikian pula, masyarakat dari kalangan petani dan peternak yang selama ini ikut-ikutan merusak terumbu karang sehingga dua buah gili punah, akan diberikan modal usaha tani ternak.
“Bahkan, akan diberi sapi untuk dikembangkan guna menghasilkan pendapatan keluarga yang menjanjikan,” ujarnya.
Sumber : Surya Online, 22 Desember 2009
0 komentar:
Posting Komentar