Pernah tahu soal terumbu karang buatan? Kala becak tak lagi boleh beroperasi, di Jakarta pernah ada kebijakan untuk membuang becak-becak itu ke laut. Maksudnya bukan asal buang, melainkan untuk dijadikan terumbu karang buatan. Baru-baru peletakan terumbu artifisial juga dilakukan di Cancun, Meksiko. Namun, terumbu karang buatan dibuat dari patung-patung khusus.
Lebih dari 400 patung permanen telah dipasang beberapa bulan terakhir di Taman Laut Nasional Cancun, Isla Mujeres, dan Punta Nizuc sebagai bagian dari karya seni besar yang disebut "The Silent Evolution". Instalasi tersebut adalah usaha sebuah museum bawah laut baru bernama MUSA (Museo de Arte Subacuático).
Patung-patung manusia berukuran sebesar manusia itu bibuat oleh pematung Inggris yang tinggal di Meksiko, Jason deCaires Taylor. Penempatan di laut Karibia ini rencananya mencakup area seluas lebih dari 420 meter persegi.
Taylor berharap patung-patungnya bisa menggantikan terumbu karang di wilayah tersebut, yang telah rusak akibat polusi, pemanasan global, exploitasi, dll. "Masyarakat" bawah air tersebut diharapkan mampu mengalihkan perhatian lebih dari 750.000 wisatawan yang tiap tahun mengunjungi terumbu karang di situ.
"(Wisata) Itu membuat mengancam keberadaan terumbu karang yang ada," kata Taylor kepada National Geographic. "Jadi, proyek ini adalah bagian dari rencana untuk benar-benar menjauhkan orang-orang dari terumbu alami dan membawa mereka ke area terumbu buatan."
Lebih dari 400 patung permanen telah dipasang beberapa bulan terakhir di Taman Laut Nasional Cancun, Isla Mujeres, dan Punta Nizuc sebagai bagian dari karya seni besar yang disebut "The Silent Evolution". Instalasi tersebut adalah usaha sebuah museum bawah laut baru bernama MUSA (Museo de Arte Subacuático).
Patung-patung manusia berukuran sebesar manusia itu bibuat oleh pematung Inggris yang tinggal di Meksiko, Jason deCaires Taylor. Penempatan di laut Karibia ini rencananya mencakup area seluas lebih dari 420 meter persegi.
Taylor berharap patung-patungnya bisa menggantikan terumbu karang di wilayah tersebut, yang telah rusak akibat polusi, pemanasan global, exploitasi, dll. "Masyarakat" bawah air tersebut diharapkan mampu mengalihkan perhatian lebih dari 750.000 wisatawan yang tiap tahun mengunjungi terumbu karang di situ.
"(Wisata) Itu membuat mengancam keberadaan terumbu karang yang ada," kata Taylor kepada National Geographic. "Jadi, proyek ini adalah bagian dari rencana untuk benar-benar menjauhkan orang-orang dari terumbu alami dan membawa mereka ke area terumbu buatan."
3 komentar:
thx bro sudah di-backlink \m/
@Berita Pilihanku ... Terima kasih kembali ya! ...
kenapa ya national geographic tidak suka? padahal toh patung2 tersebut lama2 akan jadi terumbu karang juga. Apa tidak begitu pak?
Posting Komentar