Suatu pertemuan khusus telah diadakan di gedung LIPI pada tanggal 21 Desember 2011 yang menandai berakhirnya kegiatan CRITC (Coral Reef Information and Training Centre) dan Divisi Edukasi COREMAP II (Coral Reef Rehabilitation and Management Program, Phase II) setelah aktif bergiat dalam bidang rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang di Indonesia selama 13 tahun terakhir. Pertemuan ini merupakan refleksi akan perjalanan sejarah, capaian dan pembelajaran Program COREMAP selama ini, khususnya peran tanggung jawab yang diemban oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia).
COREMAP I (Tahap I) dilaksanakan pada tahun 1998 – 2004 di bawah kordinasi LIPI, sedangkan COREMAP II (Tahap II) di bawah kordinasi Kementerian Kelautan dan Perikanan. Program COREMAP mendapat bantuan pendanaan dari GEF/World Bank, Asia Development Bank, dan selama Tahap I juga dari AusAID (Australia).
Mulai sejak awal persiapan sampai implementasi Program COREMAP, LIPI telah memainkan peran signifikan terutama dalam bidang riset dan informasi, edukasi, dan penyadaran masyarakat. Sejumlah besar informasi mengenai terumbu karang dan berbagai hal yang terkait dengannya telah dikumpulkan, dikaji dan diteliti untuk mendukung upaya pengelolaan terumbu karang. Tak sedikit jumlah tenaga dari berbagai penjuru Indonesia yang telah dididik dan diberi pelatihan untuk menunjang pengelolaan dan rehabilitasi terumbu karang. Kampanye penyadaran masyarakat tentang terumbu karang telah dilaksanakan dengan intensif yang berujung dengan diraihnya penghargaan internasional
Gold Quill Award dari International Assocaition of Business Communicators (IABC). Di samping itu, Divisi Edukasi telah mengembangkan kerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Budaya untuk mengembangkan silabus, kurikulum, dan berbagai bahan ajar tentang laut yang telah digunakan secara luas di sekolah-sekolah, mulai dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat sekolah menengah atas, di hampir seantero Indonesia.
Menurut Dr. Zainal Arifin, Kepala Pusat Penelitian Oseanografi – LIPI, capaian terpenting COREMAP bersifat intangible atau tak berwujud fisik seperti bangunan atau konstruksi yang kasat mata. Capaian terbesarnya adalah berhasil mengubah pola pikir (mindset) masyarakat luas dari yang semula tak tahu dan tak acuh tentang lingkungan laut menjadi masyarakat yang sadar, peduli dan bersedia ikut serta melindungi, mengkonservasi dan memanfaatkan sumberdaya pesisir secara berkelanjutan.
Dalam pertemuan itu, beberapa kegiatan pasca selesainya proyek diusulkan, antara lain perlunya segera disusun buku yang memberikan gambaran tentang sejarah, capaian, dan pembelajaran dari perjalanan COREMAP selama ini, yang diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan untuk kegiatan-kegiatan dan kebijakan pengelolaan sumberdaya pesisir di kemudian hari.
Ada pula disarankan untuk mengembangkan pusat latihan tentang pengelolaan pesisir yang berskala nasional ataupun regional dengan modal berbagai keahlian dan pengalaman yang telah diraih, dan berbagai fasilitas pendukung yang telah diperoleh dari Program COREMAP selama ini.
1 komentar:
hiksss.. aku sediiihh sangath! setelah sekian tahun akhirnya berakhir.. moga hasil kerja keras selama ini dapat bermanfaat demi kemajuan bangsa dan masyarakat pesisir khusunya.. amiin..
Posting Komentar