"Jumlah spesies terumbu karang di perairan laut Wakatobi mencapai 750 spesies dari 850 spesies terumbu karang dunia.
Di laut Karibia yang banyak dikunjungi wisatawan terutama penyelam, hanya memiliki 50 spesies terumbu karang, sedangkan laut Merah hanya 300 spesies,"
Di laut Karibia yang banyak dikunjungi wisatawan terutama penyelam, hanya memiliki 50 spesies terumbu karang, sedangkan laut Merah hanya 300 spesies,"
Wilayah Kabupaten Wakatobi, Provinsi
Sulawesi Tenggara (Sultra), segera ditetapkan jadi kawasan cagar biosfir
dunia oleh badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Unesco.
"Badan PBB yang menaungi bidang
pendidikan dan kebudayaan itu akan bersidang menetapkan Wakatobi sebagai
kawasan cagar biosfir dunia di Paris pada April 2012," kata Bupati
Wakatobi, Hugua melalui telepon dari Wangi-wangi, ibukota Wakatobi,
Rabu.
Menurut Hugua, ada tiga kepentingan
yang dilindungi Unesco dalam menetapkan Wakatobi sebagai pusat cagar
biosfir dunia, yakni kearifan lokal masyarakat Wakatobi, kelestarian
lingkungan, dan kepentingan ekonomi masyarakat yang berkelanjutan.
Ia mengatakan, kearifan lokal yang
dilindungi di Wakatobi adalah menyangkut tradisi budaya masyarakat
Wakatobi dalam memperlakukan alam dan mengambil sesuatu dari alam.
"Masyarakat Wakatobi sangat
menghargai alam sekitar karena alam dengan segala kemurahannya
menyediakan segala sumber kehidupan manusia cukup berkelimpahan,"
katanya.
Sedangkan kelestarian lingkungan
perlu dilindungi karena kawasan perairan laut Wakatobi memiliki
keragaman terumbu karang dan biota laut yang cukup tinggi dibandingkan
dengan kawasan-kawasan lain yang ada di dunia.
"Jumlah spesies terumbu karang di
perairan laut Wakatobi mencapai 750 spesies dari 850 spesies terumbu
karang dunia. Di laut Karibia yang banyak dikunjungi wisatawan terutama
penyelam, hanya memiliki 50 spesies terumbu karang, sedangkan laut Merah
hanya 300 spesies," katanya.
Itu artinya ujar Hugua, kawasan
perairan laut Wakatobi seluas kurang lebih 1,5 juta hektar, menyimpan
potensi sumber daya alam perairan laut, sekitar 90 persen dari total
potensi sumber daya kelautan yang ada di seluruh dunia.
Makanya, Unesco memandang kawasan
Wakatobi sebagai kawasan yang harus dilindungi karena potensi kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya, bisa menghidupi jutaan bahkan miliaran
penduduk.
Sedangkan kepentingan ekonomi yang
perlu dilindungi menurut Hugua, bagaimana masyarakat di kawasan Wakatobi
dapat memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada secara
berkelanjutan, tanpa mengganggu keseimbangan lingkungan.
"Tiga kepentingan itu yang mendorong
pihak Unesco untuk menjadikan kawasan perairan laut Wakatobi sebagai
pusat cagar biosfir dunia," katanya.
Pemerintah Indonesia sendiri melalui
Kementerian Kehutanan, sejak tahun 1996, sudah menetapkan kawasan
perairan laut Wakatobi seluas 1,3 juta hektar sebagai kawasan Taman Laut
Nasional Wakatobi.
Namun dengan status Taman Laut
Nasional, yang dilindungi hanya kelestarian alam alam bawah laut
Wakatobi, sedangkan masyarakat dan kepentingan ekonomi berkelanjutan
tidak mendapat perlindungan.
"Dengan status sebagai pusat cagar
biosfir dunia, minimal melindungi tiga kepentingan itu tadi, kearifan
lokal masyarakat, kelestarian lingkungan, dan kepentingan ekonomi
berkelanjutan," kata Hugua.
1 komentar:
wah membanggakan, Indonesia hebat!!!
makin cinta sama lautnya Indonesia
Posting Komentar