MENU PILIHAN
- AKTIVITAS KOMUNITAS (30)
- APA DAN MENGAPA (34)
- BERITA (72)
- DUTA KARANG (2)
- INFO BUKU (3)
- INFO KOMUNITAS (10)
- INFO LOMBA (8)
- INFO LOWONGAN (1)
- KIM VI - 2011 (6)
- KONSERVASI (18)
- LOMBA BLOG 2010 (2)
- OPINI (13)
- SOSOK PEKAN INI (2)
KOMUNITAS VALUE
My site is worth$11,136.6Your website value?
BUKU KUNJUNGAN
REMAJA PECINTA KARANG
-
Review Hadalabo Gokujyun Ultimate Moisturizing Lotion - Kali ini saya mau review hadalabo gokujyun ultimate moisturizing lotion untuk kulit kering dan normal. Hasil review ini setelah pemakaian 2 botol kira-ki...
-
ANNOUNCEMENT (PENTING!!!) - Hai *This will be my last posting here.* Aku gak nulis lagi? Nggak, bukan begitu. *Alhamdulillah I keep writing* tapi tempatnya pindah, hehe... Jika kalian...
-
Toner Blueprint: Toner Hemat, Toner Hebat - Printer laser kini semakin banyak digunakan oleh masyarakat, terutama di kantor-kantor swasta dan pemerintahan. Beberapa orang memilih Printer laser kare...
-
Dilema Pertambangan Indonesia: Membangun atau Merusak? - Bagi kalangan naturalis, keberadaan industri pertambangan di suatu wilayah merupakan ancaman besar bagi hilangnya keanekaragaman dan rusaknya lingkung...
-
Semua (especially teenager) bisa menjadi pebisnis!!! - Walaupun masih duduk di bangku SMA, saya sudah menggeluti bisnis Oriflame with d'bcn.Dimasa sibuk saya di kelas 3 sma ini, saya masih tetap stay untuk menj...
-
Kesan dan Pesan Kegiatan KIM 5 di Jakarta - Inilah kegiatan yang paling berkesan bagi kami, tim SMK Negeri 1 Biak yang pernah kami ikuti. Kegiatan Kontes Inovator Muda diawali dengan penerimaan peser...
-
FORKOM MATA BUKA - "Waktunya Blogger Muda Indonesia Berkiprah" FORKOM MATA BUKA tahun 2010 yang di selenggarakan oleh COREMAP dan LIPI yang bertemakan "Waktunya Bloger Muda ...
-
Atikel - *MANFAAT TERUMBU KARANG* *SENYUMAN MASYARAKAT* OLEH MARIANTIKA MUDA Indonesia mempunyai kekayan alam laut yang sangat beragam. Keragaman inilah yang mempe...
-
FORKOM MATABUKA - Waw, tiada kata yang dapat kuucapkan… Hari ini, kamis 5 november 2010 kami melakukan kegiatan yang spektakuler.. Kami mengikuti Forkom MATABUKA dengan ...
-
Asyiknya ngeblogg Bersama FORKOM MATABUKA di Gedung LIPI - Asyiknya ngeblogg bersama forkom matabuka di gedung LIPI. Pada hari jumat tanggal 05 november 2010, kami dengan para tim inovator muda dari berbagai daerah ...
-
Pengalaman Berharga di Forum Matabuka - hi...guys *Berlin* mau bagi pengalaman selama mengikuti kegiatan yang di adakan oleh Coremap di Jakarta. selama mengikuti kegiatan ini banyak pengal...
-
Karangku Adalah Karangmu Juga - Indonesia merupakan daerah terumbu karang terluas yang ada di dunia yakni 14% terumbu karang yang ada di dunia, dapat kita jumpai di negara kita yang ter...
CRITC DAN DIVISI EDUKASI COREMAP FASE II BERAKHIR
Selasa, Desember 27, 2011Diposting oleh Putri Bariel - Blue Biroe di 09.53 1 komentar
Label: AKTIVITAS KOMUNITAS, BERITA
KARYA TERBAIK "LOMBA PENULISAN ARTIKEL" DALAM AJANG FORKOM MATABUKA 2011 AKAN DIJADIKAN SUMBER TULISAN DALAM BLOG
Senin, Desember 19, 2011
Diposting oleh Putri Bariel - Blue Biroe di 11.23 1 komentar
Label: AKTIVITAS KOMUNITAS, BERITA, INFO LOMBA, KIM VI - 2011
SMAN 1 KENDARI JUARA KONTES INOVATOR MUDA KE - 6
Selasa, Desember 13, 2011
Diposting oleh Putri Bariel - Blue Biroe di 15.18 0 komentar
Label: AKTIVITAS KOMUNITAS, BERITA, INFO KOMUNITAS, KIM VI - 2011
PAPARKAN PERMAINAN INTERAKTIF, SMA NEGERI 1 KENDARI : RAIH JUARA KIM LIPI
Jumat, Desember 09, 2011
Tiga siswa yang mewakili SMAN 1 Kendari itu adalah Athar Abdurrahman, Niartanty Nirmala Saleh dan Tryana Putri Jumianti. Karya tulis mereka bertajuk "Permainan Interaktif sebagai Media Pendidikan Pelestarian Terumbu Karang Sejak Dini, di Pulau Bungkutoko KOta Kendari (Studi di SD Negeri 3 Abeli)". Peserta dari SMA Tarsisius 1 Jakarta, teridiri dari Jovita Nathania, Maria Christina Yolenta Lestari dan Rosinta handinata dengan karya tulis berjudul "Penyelamatan Terumbu Karang dengan Kartu Terumbu Karang (metode permainan kartu uno)". Sedangkan peserta dari SMAN 1 Jakarta terdiri dari Nabila Mudin Sutanto, Nael huda Qonita dan UlfiUswatin Fadhillah dengan karya tulis berjudul "Mengurangi Tekanan Terhadap Terumbu Karang di Kepulauan Seribu Melalui Program Kelompok Ilmiah Remaja (KIR SMA Negeri 1 Jakarta)".
Diposting oleh Putri Bariel - Blue Biroe di 16.42 2 komentar
Label: AKTIVITAS KOMUNITAS, BERITA, INFO KOMUNITAS, KIM VI - 2011
SISWA SMA ADU IDE SELAMATKAN TERUMBU KARANG
Selasa, November 29, 2011
Diposting oleh Putri Bariel - Blue Biroe di 16.47 0 komentar
Label: AKTIVITAS KOMUNITAS, BERITA, KIM VI - 2011, KONSERVASI
LEWAT BLOG MELESTARIKAN TERUMBU KARANG
Jumat, November 25, 2011
Diposting oleh prakoso bhairawa di 13.58 0 komentar
Label: AKTIVITAS KOMUNITAS, BERITA, INFO KOMUNITAS
FORKOM MATABUKA UNTUK PELESTARIAN TERUMBU KARANG
Para blogger muda berkumpul di Toko Buku Gramedia, Kamis (24/11/2011) untuk mengikuti edukasi perihal terumbu karang oleh COREMAP. |
Diposting oleh prakoso bhairawa di 13.52 2 komentar
Label: AKTIVITAS KOMUNITAS, INFO KOMUNITAS
KERUSAKAN TERUMBU KARANG DI INDONESIA CAPAI 31,5 %
Kamis, November 24, 2011
Diposting oleh prakoso bhairawa di 17.33 0 komentar
Label: AKTIVITAS KOMUNITAS, BERITA, INFO KOMUNITAS
TIGA MAKALAH TERBAIK KONTES INVATOR MUDA (KIM) 6 SIAP BERTANDING DI JAKARTA
Rabu, November 16, 2011

- SMA Negeri 1 Kendari mewakili propinsi Sulawesi Tenggara dengan judul makalah "Permainan Interaktif sebagai Media Pendidikan Pelestarian Terumbu Karang Sejak Dini di Pulau Bungkutoko, Kota Kendari" (Study di SD Negeri 03 Abeli)
- SMA Tarsisius 1 Jakarta mewakili propinsi DKI Jakarta dengan judul makalah "Penyelamatan Terumbu Karang dengan Kartu Terumbu Karang (KTK)"
- SMA Negeri 1 Jakarta mewakili propinsi DKI Jakarta dengan judul makalah "Mengurangi Tekanan Terhadap Terumbu Karang di Kepulauan Seribu Melalui Program Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) SMA Negeri 1 Jakarta"
Diposting oleh Putri Bariel - Blue Biroe di 17.08 10 komentar
Label: KIM VI - 2011
NELAYAN LANGKAT INGIN KEMBALIKAN HUTAN MANGROVE
Selasa, November 08, 2011
Diposting oleh Putri Bariel - Blue Biroe di 15.43 0 komentar
Label: BERITA, EKOSISTEM, KONSERVASI
PRODUK HASIL RISET
Diposting oleh Putri Bariel - Blue Biroe di 15.40 0 komentar
Label: AKTIVITAS KOMUNITAS, BERITA
PRAKARSA TERUMBU KARANG, LIBATKAN TIGA MENTERI
Diposting oleh Putri Bariel - Blue Biroe di 15.33 0 komentar
Label: AKTIVITAS KOMUNITAS, BERITA
SUMPAH PEMUDA DAN PERUBAHAN IKLIM
Selasa, November 01, 2011
Diposting oleh Putri Bariel - Blue Biroe di 10.59 0 komentar
Label: INFO KOMUNITAS
MASYARAKAT ADAT KOFIAU DUKUNG KONSERVASI RAJA AMPAT
Diposting oleh Putri Bariel - Blue Biroe di 10.56 0 komentar
Label: INFO KOMUNITAS, KONSERVASI
AUSTRALIA TINGKATKAN KONSERVASI DI SEGITIGA KARANG
Diposting oleh Putri Bariel - Blue Biroe di 10.52 1 komentar
Label: AKTIVITAS KOMUNITAS, KONSERVASI
INDONESIA TUAN RUMAH FESTIVAL LAUT INTERNATIONAL
Jumat, September 30, 2011
"Melalui penyelenggaraan Celebrate the Sea Festival 2011 kami ingin mempromosikan keindahan dan kekayaan laut Indonesia ke seluruh dunia," kata Sapta, Sabtu (24/9), di Manado, Sulawesi Utara.
Kota Manado, Sulawesi Utara, menjadi pilihan penyelenggaraan event tahunan berskala internasional ini. Acara dimulai selama tiga hari di Sintesa Peninsula Hotel pada 23 September dan berakhir besok malam, 25 September 2011. Gubernur Sulawesi Utara, Sinyo Sarundajang, dijadwalkan akan membuka CTS Festival 2011 nanti malam.
Penyelenggaraan CTS Festival 2011 sendiri diharapkan menjadi ajang utama bagi Indonesia mempromosikan konservasi, wisata bahari, serta memberikan pendidikan dan hiburan. Ajang ini ditujukan untuk menciptakan kesadaran yang lebih besar terhadap lingkungan laut Indonesia. Acara yang dimotori Kementerian Budaya dan Pariwisata bekerjasama dengan Ocean Environment Australia ini diikuti lebih dari 25 negara di seluruh belahan dunia.
Pada penyelenggaraan CTS Festival 2011 digelar serangkaian acara, antara lain, forum konservasi laut, festival film bawah air, lomba foto bawah air internasional, lomba seni, forum serta seminar samudera dengan mengundang para tokoh kelautan dunia, hingga Gala Award Ceremony.
Para pembicara tokoh kelautan dunia yang hadir di antaranya National Geographic Explorer yang juga penemu bangkai Kapal Titanic, Emory Kristof; sineas Deep Sea and Coral Reef Eden IMAX 3D, Howard dan Michele Hall; Pengajar National University of Singapore, Chou Loke Ming; Penasehat Senior, Indonesia Marine Program, Mark Erdmann; penulis Richest Reefs Indonesia, Beneath Bunaken, Ocean Geographic, Michael AW; penulis Essential Digital Underwater Photography, Mathieu Meur; penjelajah dan wartawan foto bawah air, Steve Jones; Pemimpin Redaksi Ocean Geographic, Joe Moreira; fotografer bawah air Indonesia, Ronny Rengkung; dan ahli dan pelestari hiu dari Australia, Valerie Taylor.
Diposting oleh Putri Bariel - Blue Biroe di 13.48 0 komentar
Label: AKTIVITAS KOMUNITAS, BERITA
FOTOGRAFI BAWAH LAUT HARUS MAMPU MEMOTRET MASALAH KONSERVASI
Rabu, September 28, 2011
Michael AW, fotografer bawah laut kawakan yang juga founder festival Celebrate The Sea (CTS) mengatakan, "Banyak fotografer yang memotret bawah laut sekarang. Orang biasa pun ada walau pada tempat yang tidak terlalu dalam. Hasilnya bagus, tapi banyak yang tidak menyajikan masalah," katanya ketika ditemui di CTS, Sabtu (24/9/2011) lalu.
Fotografer bawah laut harus mengerti masalah konservasi, demikian dikatakan Michael. Menurutnya, fotografi bawah laut tidak bisa hanya menyajikan keindahan makhluk bawah laut semata, tetapi juga menampilkan sisi buram kehidupan laut akibat tekanan manusia yang mungkin tak banyak disadari.
Untuk bisa melakukannya, Michael yang juga direktur funding OceaNEnvironment mengatakan, "Fotografer harus punya passion pada skill-nya. Lewat foto, mereka harus mengkomunikasikan kebenaran. Jika buruk, maka katakanlah buruk. Dan jika baik, katakanlah baik dan tak perlu membuatnya kelihatan lebih baik.
Michael melanjutkan, CTS adalah ajang untuk memberi penghargaan bagi fotografer bawah laut. Lewat CTS, diharapkan makin banyak fotografer yang mampu menghasilkan foto berkualitas dari segi pesan sehingga foto pun bisa memberi pengaruh bagi masyarakat luas. Ia juga mengharapkan harus ada semakin banyak pula fotografer Indonesia yang mampu melakukannya, sebab baik pesona maupun permasalahan kelautan banyak terjadi di negara ini.
Diposting oleh Putri Bariel - Blue Biroe di 12.14 0 komentar
Label: AKTIVITAS KOMUNITAS, BERITA, KONSERVASI
INDONESIA BUTUH MINIMAL 45 TAKSONOM KELAUTAN
Rabu, September 21, 2011
Prof Dr Suharsono, Ketua Masyarakat Taksonomi Kelautan Indonesia, yang juga peneliti di Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan, untuk mampu menginventarisasi keragaman hayati itu, kebutuhan utamanya adalah taksonom kelautan. Sayangnya jumlha taknsonom kelautan di Indonesia masih sangat minim.
"Dibutuhkan minimal 45 taksonom kelautan. Tiap kelas dalam satu taksa harus ada yang menangani. Idealnya dalam satu ordo ada satu taksonom," kata Suharsono dalam Kongres dan Seminar Taksonomi Kelautan Indonesia I yang berlangsung hari ini, Selasa (20/9/2011) di Jakarta.
Sejumlah taksonom tersebut diharapkan mampu meneliti beragam taksa makhluk hidup laut, seperti bakteri, firaminifera, porifera, crustacea, mollusca, echinodermata, coelenterata dan beragam jenis tumbuhan laut serta mangrove. Menurut Suharsono, masih banyak biota laut yang kini masih belum diteliti.
"Bakteri laut ini sudah banyak yang meneliti tetapi secara taksonomi belum banyak. Algae juga masih sedikit. Jenis Bryozoa dan Cetacea juga masih belum banyak," katanya.
Suharsono menjelaskan, beberapa strategi tengah dirancang untuk memenuhi kebutuhan taksonom. Salah satunya lewat edukasi. Institut Pertanian Bogor (IPB), kata Suharsono, tahun ini mulai menyelenggarakan jurusan taksonomi setelah mendapat lampu hijau dari DIKTI.
Strategi lain yang ditempuh adalah advokasi pada pemerintah untuk membangun reference collectionkelautan, membentuk jaringan taksonomi dengan memanfaatkan universitas yang ada, kerjasama dengan lembaga internasional serta melakukan ekepedisi.
"Ke depan taksonom Indonesia harus jadi author dalam penamaan spesies. Saat ini banyak yang terlibat penelitian taksonomi tetapi belum menjadi author," kata Suharsono. Menjadi author berarti nama taksonom tercantum dalam nama spesies, seperti Linnaeus yang diterakan pada banyak spesies.
Saat ini, jumlah peneliti Indonesia yang terlibat dalam penelitian taksonomi adalah 20-30an. Namun, hanya 3 peneliti yang bisa dikatakan sebagai taksonom. Peluang menjadi taksonom di negeri yang kaya akan keanekaragaman hayati ini masih sangat besar.
Diposting oleh Putri Bariel - Blue Biroe di 15.56 0 komentar
Label: BERITA, INFO KOMUNITAS
SOSOK IKAN PREDATOR YANG HIDUP 375 JUTA TAHUN YANG LALU
Selasa, September 20, 2011
"Saya tidak akan berenang atau melintasi di dekat ikan itu bersembunyi," kata Daeschler. Fosil menunjukkan panjang ikan 1,5-1,8 meter, dengan kepala yang melebar, mata kecil, rahang kuat, dan gigi tajam.
Daeschler menganalisis, jenis ikan ini bersembunyi di lantai dasar perairan untuk menanti mangsa. Ikan tersebut diperkirakan hidup 375 juta tahun lalu di sekitar Pulau Ellesmere, Arktik, Kanada. Di kawasan tersebut pernah ditemukan fosil Tiktaalik roseae, transisional dari hewan darat menjadi ikan di perairan.
"Keduanya sama-sama predator dan bersaing untuk mendapatkan mangsa," kata Jason Downs, yang juga penulis di Academy of Natural Sciences. Paparan Daeschler ini menjadi puncak analisis terhadap temuan fosil Laccognathus embryi tersebut.
Diposting oleh Putri Bariel - Blue Biroe di 10.15 0 komentar
Label: EKOSISTEM
REALITAS IKLIM 24 JAM DI DUNIA
The Climate Reality Project yang didirikan mantan Wakil Presiden AS, Al Gore, menyelenggarakan kampanye tentang realitas krisis iklim secara global dalam 24 jam.
Setiap satu jam akan dilakukan presentasi. Secara total, presentasi ini dilakukan oleh 24 presenter, di 24 zona waktu, dalam 13 bahasa, dengan 1 pesan utama.
Para penyaji akan melakukan presentasi dengan wahana multimedia yang dibuat oleh Al Gore. Mereka akan mengungkap realitas krisis iklim ekstrim yang mereka alami, berupa bencana-bencana seperti banjir, kekeringan, dan badai.
Juga akan diungkapkan apa kaitan antara bencana tersebut dengan polusi akibat aktivitas manusia yang telah mengakibatkan perubahan iklim. Semua presentasi akan dilakukan tepat pukul 19.00 waktu setempat.
Rantai presentasi tersebut dimulai dari Mexico City, Meksiko, Boulder di Colorado, AS, Victoria (Australia), Kotzebue (Alaska), Polinesia (di bawah Perancis), Hawai (AS), Tonga di Laut Pasifik Selatan, Auckland (Selandia Baru), Pulau Solomon, Canberra (Australia), Seoul (Korea Selatan), Beijing (China), dan di urutan ke-13 adalah Jakarta.
Di Jakarta, presentasi dilakukan oleh Charles Wirawan yang telah bergabung dengan The Climate Reality Project Indonesia sejak tahun 2009, dulu namanya adalah The Climate Project.
Sejak Al Gore menyajikan film The Inconvenient Truth tahun 2006, sejak itu pula muncul kontroversi apakah perubahan iklim benar terjadi. Untuk itu, The Climate Reality Project menjawabnya dengan presentasi tersebut. Di lokasi -lokasi tempat presentasi dilangsungkan, memang sungguh terjadi dampak dari krisis iklim.
Jakarta misalnya, merupakan lokasi yang sering dilanda banjir yang semakin lama semakin parah, sementara Beijing kini semakin terancam oleh krisis air. Sementara sekitar 30 juta penduduk China diperkirakan pada tahun 2020 harus menjadi pengungsi akibat krisis air.
Presentasi 24 jam global ini, akan membuka mata warga dunia tentang realitas terjadinya krisis iklim. "Pihak-pihak yang menyangkal terjadinya krisis iklim memang memiliki uang, namun kami memiliki realitas," ungkap Presiden dan Direktur Eksekutif The Climate Reality Project Maggie L Fox.
Sementara Al Gore menegaskan, dalam krisis iklim tidak ada batas politik. Badai yang mengerikan dan panas yang mematikan terjadi dengan frekuensi tinggi di seluruh dunia. Pertanyaan satu-satunya adalah seberapa cepat kita bisa beraksi? (The Climate Reality Project/Brigitta Isworo Laksmi)
Diposting oleh Putri Bariel - Blue Biroe di 09.11 0 komentar
Label: APA DAN MENGAPA, BERITA
DR. MOHAMMAD KASIM MOOSA DIBERI PENGHARGAAN LIPI
Rabu, September 14, 2011

Dr. Kasim Moosa
Kasim Moosa menjadi salah satu penemu Coelancanth, ikan purba yang sebelumnya diduga telah punah sejak masa Cretaceous, 65 juta tahun lalu.
Sebelum penemuan pertamanya di perairan Afrika Selatan tahun 1938, Coelancanth atau ikan berahang dianggap para ilmuwan telah punah. Kemudian diketahui ikan ini berhabitat di perairan Kepulauan Komoro, Samudera Hindia. Hingga pada tahun 1998, nelayan di perairan Manado, Sulawesi Utara, menemukan ikan yang oleh penduduk lokal setempat dinamakan ikan raja. Ikan itu secara fisik mirip dengan Coelancanth yang ada di Kepulauan Komoro.
Kasim Moosa bersama dua koleganya, Mark Erdmann dan Roy L Caldwell, mempublikasikan penemuan tersebut di Nature dengan judul artikel "Indonesian "king of the sea" Discovered.
Kasim Moosa adalah ilmuwan biologi kelautan LIPI, yang dianggap mengangkat reputasi lembaga ilmiah tertua dan terbesar di Indonesia itu di mata internasional.
Ilmuwan kelahiran Jakarta 25 Februari 1937 itu, dianugerahi penghargaan Sarwono Prawirohardjo X oleh LIPI. Penghargaan Sarwono Prawirohardjo ini merupakan ajang tahunan, dalam rangka puncak perayaan ulang tahun LIPI pada 23 Agustus.
Penghargaan ini mengambil nama Ketua LIPI pertama almarhum Prof DR Sarwono Prawirohardjo.
Senin (22/08/2011) ini Kasim Moosa tak sendiri mendapatkan penghargaan. LIPI juga menganugerahkan penghargaan yang sama terhadap mantan Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat dan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, Prof DR Haryono Suyono.
Ketua LIPI Prof DR Lukman Hakim, mengatakan, kepakaran Kasim Moosa dalam biologi kelautan sungguh sangat dibutuhkan Indonesia sebagai negara maritime.
"Ketekunannya dalam meneliti biota laut diturunkan kepada peneliti-peneliti muda maupun murid-muridnya di Universitas Indonesia maupun Universitas Nasional," kata Lukman.
Kasim menyelesaikan program pendidikan pascasarjana hingga doctoral di Paris, Perancis. Kasim Moosa meraih gelar doktor di Universite Pierre et Marie Curie tahun 1986.
Lebih dari 73 jurnal ilmiah dia hasilkan, termasuk tiga di antaranya yang dipublikasikan di Nature. Kasim Moosa juga tercatat sebagai penemu tiga family, 11 genera, 45 spesies dari kepiting dan stomatopoda. Dia juga yang pernah menginformasikan adanya ikan fosil hidup di Biak, Papua.Diposting oleh Putri Bariel - Blue Biroe di 10.40 5 komentar
Label: SOSOK PEKAN INI
TERUMBU KARANG DIPERKIRAKAN MUSNAH 30 TAHUN KE DEPAN
Sebagai gambaran, bleaching, atau kasus memutihnya terumbu karang dari aslinya yang berwarna warni cerah akibat perubahan iklim yang terjadi di Samudera India pada tahun 1998 lalu telah menghancurkan 16 persen terumbu karang dunia dalam waktu beberapa pekan saja.
“Kita telah menghapus banyak spesies dalam beberapa tahun belakangan. Namun kali ini, untuk pertama kalinya kita akan benar-benar mengeliminasi seluruh ekosistem,” sebut Peter Sale, ekolog kelautan dari United Nations University dalam bukunya Our Dying Planet: An Ecologist’s View of the Crisis We Face yang baru dipublikasikan.
Meski hanya menguasai luas sebesar 0,1 persen dari seluruh kawasan samudera, namun terumbu karang merupakan bagian yang sangat penting karena keanekaragaman mereka yang sangat luar biasa, jauh lebih kaya dibandingkan dengan keanekaragaman makhluk hidup di hutan hujan.
Sayangnya, terumbu karang juga sangat ringkih, dan sedikit pun perubahan yang terjadi di samudera akan menyebabkan ganggang yang merupakan makanan karang tersebut menjadi musnah. Dan meski ada mikroorganisme karang kecil yang mampu bertahan akibat kehancuran total terumbu karang, hilangnya terumbu karang seringkali menjadi sinyal akan timbulnya kejadian pemusnahan massal. “Hilangnya spesies yang saat ini terjadi dalam berbagai sisi sama dengan kejadian pemusnahan massal yang terjadi di masa lalu,” ucap Sale.
Diposting oleh Putri Bariel - Blue Biroe di 10.09 0 komentar
CAPIT KEPITING JANTAN LEBIH SEKSI
Selasa, September 13, 2011
Diposting oleh Putri Bariel - Blue Biroe di 10.53 0 komentar
Label: EKOSISTEM
SPESIES HIU BARU, DITEMUKAN DI PASAR IKAN
Diposting oleh Putri Bariel - Blue Biroe di 10.38 0 komentar
Label: EKOSISTEM
MENGELOLA DAYA LENTING TERUMBU KARANG DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM
Kamis, Agustus 25, 2011

Workshop yang diadakan pada tanggal 27-29 Juli 2011 ini diselenggarakan oleh Reef Check Indonesia (RCI) berkolaborasi The Coral Reef Alliance (CORAL), The Nature Conservancy (TNC) dan National Atmospheric Administration (NOAA) Coral Reef Watch Program.
Peserta berasal dari perwakilan 2 (dua) regional Kawasan Segitiga Karang, regional Bali dan regional Lombok. Masing-masing diwakili oleh daerah terumbu karang Buleleng (Bali Utara), Karangasem (Bali Timur) dan Gili – Lombok. Tujuan dari workshop ini ialah memperlengkapi kapasitas para pengelola terumbu karang untuk mengimplementasikan secara praktis strategi pelestarian dengan melibatkan pertimbangan daya lenting kawasan.
Nyoman Sugiartha, peserta dari Bali Utara (Daerah Pengelolaan Laut – Bondalem), menyatakan bahwa workshop ini menyediakan kesempatan yang langka dan sangat berharga baginya untuk bisa bertukar pengalaman dan pembelajaran dengan peserta dari kawasan terumbu yang lain. “Mendengar bagaimana pengelolaan terumbu di Gili – Lombok oleh Gili Ecotrust bersama BKKPN. Hal itu semakin memotivasi saya untuk memulai hal serupa di tempat saya”, jelas pria yang juga berprofesi sebagai Pecalang Segara dan Kepala Keamanan sebuah Bungalow ini.
Selama 2 hari peserta diajak untuk bertukar pikiran dan pengalaman mengelola terumbu karang. Kombinasi antara presentasi, sharing dan kerja kelompok membuat para peserta bebas untuk memberi masukan bagi pengelolaan terumbu yang tepat. ” Untuk sebuah masalah dalam pengelolaan, saya mendapat banyak masukan dan ilmu dari teman-teman dari daerah lain, walaupun strategi/pendekatan pengelolaan yang dilakukan dalam menanganinya cenderung bervariasi antara wilayah satu dengan yang lain” jelas Ketut Anis ”Tetapi itu (masukan dan ilmu dari tempat lain) adalah hal yang sangat berharga bagi kami”.
Materi disampaikan oleh Derta Prabuning (RCI), Naneng Setiasih (CORAL Coral Triangle), dan Jensi Sartin (RCI – Direktur). Materi yang disampaikan bervariasi mulai dari teori iklim dan pemutihan karang, peringatan dini, praktikal implementasi hingga bagaimana mengkomunikasikan kepada publik.
Hal menarik dan yang membedakan workshop ini ialah kehadiran peserta yang bukan ber-latar-belakang disiplin ilmu Kelautan, Biologi, Ekologi maupun Terumbu Karang. Mereka adalah Praktisi Lapangan, Nelayan, dan tidak jarang mereka adalah Pecinta Terumbu Karang yang tidak berkesempatan mengenyam pendidikan formal. Kondisi ini bukannya membuat workshop tidak kondusif, tetapi malah menambah arti pentingnya melibatkan semua sektor dan kalangan masyarakat dalam pengelolaan terumbu karang di daerah kelola terumbu karang masing-masing.
Diposting oleh Putri Bariel - Blue Biroe di 13.47 0 komentar
Label: AKTIVITAS KOMUNITAS
PENYAKIT MANUSIA MULAI MENULARI TERUMBU KARANG
Baru-baru ini, para ilmuwan dari University of Georgia mengungkap penyebab kematian spesies terumbu karang Tanduk Rusa (Elkhorn) di perairan Karibia. Penyebabnya adalah bakteri Serratia marcescens yang lebih sering ditemukan di tubuh manusia.
Pada manusia, bakteri ini merupakan pemicu berbagai masalah infeksi seperti di salurahn napas, luka terbuka dan saluran kemih. Bakteri ini menyebar dan menulari manusia lain melalui kotoran dan air kencing dari orang-orang yang sudah terinfeksi.
Salah seorang ilmuwan yang terlibat dalam penelitian itu, James Porter mengatakan bahwa selama ini infeksi bakteri Serratia marcescens hanya terjadi pada manusia. Karena itu sangat mengejutkan jika ternyata bakteri ini juga menjangkiti terumbu karang Tanduk Rusa.
Porter mengatakan, bakteri Serratia marcescens menyebabkan penyakit White Pox pada terumbu karang Tanduk Rusa dan menyebabkan kematian. Infeksi bakteri ini ditandai dengan munculnya bercak keputihan, yang lama-kelamaan membuat jaringan terumbu karang berlubang dan kelihtan rangkanya.
Penyebab infeksi White Pox pada terumbu karang dipastikan berasal dari manusia, karena bakteri Serratia marcescens tidak ditemukan pada spesies makhluk hidup yang lain. Bahkan menurut Porter, siput-siput perusak terumbu karang tidak memiliki bakteri ini.
Diyakini, bakteri ini ditularkan oleh manusia ke terumbu karang melalui kotoran dan air kencing. Di kepulauan sekitarnya, sanitasi dan saluran pembuangan kotoran tidak terkelola dengan baik sehingga mencemari perairan dan akhirnya menulari terumbu karang.
Berdasarkan pemuan itu, Porter menyimpulkan bahwa penyakit pada manusia turut memicu kerusakan terumbu karang yang mencapai 50 persen dalam 15 tahun terakhir. Dikutip dari LiveScience, Senin (22/8/2011), laju kerusakan paling tinggi dialami terumbu karang Tanduk Rusa yakni 90 persen.
Terumbu karang Tanduk Rusa atau Elkhorn merupakan spesies terumbu karang yang ukurannya sangat besar dan bisa tumbuh hingga mencapai 2 meter. Sesuai namanya, bentuknya sangat mudah dikenali karena memiliki banyak cabang dan melebar seperti tanduk rusa.
Diposting oleh Putri Bariel - Blue Biroe di 13.36 0 komentar
Label: BERITA