
 Eksploitasi berlebihan tanpa diikuti dengan pelestarian jangka panjang  pada terumbu karang meningkatkan resiko kepunahan terumbu karang.  Laporan Lembaga Sumber Daya Dunia (WRI) di Washington berikut 25  organisasi lainnya meramalkan bila kondisi itu tidak mengalami perubahan  maka di tahun 2050 mendatang, terumbu karang dunia akan punah.
Eksploitasi berlebihan tanpa diikuti dengan pelestarian jangka panjang  pada terumbu karang meningkatkan resiko kepunahan terumbu karang.  Laporan Lembaga Sumber Daya Dunia (WRI) di Washington berikut 25  organisasi lainnya meramalkan bila kondisi itu tidak mengalami perubahan  maka di tahun 2050 mendatang, terumbu karang dunia akan punah.WRI  juga menyebutkan terumbu karang yang membentang dari Samudera Hindia,  Australia hingga Karibia merupakan kawasan terumbu karang yang paling  bersiko punah. Di kawasan itu sebagian besar negara mengekploitasi  terumbu karang guna kegiatan ekonomi konsumtif.
Jane Lubchenco,  peneliti dari US National Oceanic dan Atmospheric, mengatakan perubahan  iklim ditambah ancaman dari daratan seperti bergerakan lempeng bumi dan  lainnya serta tekanan dari lautan berupa badai atau tsunami menyebabkan  resiko signifikan terhadap keberlangsungan hidup terumbu karang."  Kondisi ini mutlak membutuhkan gerak cepat terutama dalam pengurangan  emisi gas rumah kaca dan karbondioksida guna mencegah situasi yang  mengerikan menimpa terumbu karang," papar dia seperti dikutip Dailymail, Kamis (24/2).
WRI  juga menyebut Emisi karbon dioksida dari konsumsi bahan bakar  berkontribusi membuat lautan lebih asam, yang menghalangi pembentukan  karang. Selain itu, suhu permukaan laut lebih hangat menyebabkan  pemutihan karang.
Penyebab lainnya yang juga berbahaya bagi  terumbu karang adalah aktivitas manusia seperti penangkapan ikan secara  berlebihan, metode penangkapan ikan yang merusak seperti menggunakan  bahan peledak atau racun, limbah kimia dari pertanian, minyak tumpah,  kapal yang menyeret jangkar dan rantai di terumbu serta aktivitas  pariwisata berkelanjutan.
Lebih dari 275 juta orang di dunia  bertempat tinggal berjarak 18 mil dari terumbu karang. Padahal do lebih  dari 100 negara, terumbu karang melindungi daratan lebih dari 93.000 mil  dari garis pantai.
Laporan ini juga mengidentifikasi 27 negara -  sebagian besar di Karibia, Pasifik dan samudra India - diramalkan  mengalami masalah sosial dan ekonomi jika terumbu karang rusak atau  hilang. Di antara 27 negara, sembilan negara seperti Komoro, Fiji,  Grenada, Haiti, Indonesia, Kiribati, Filipina, Tanzania dan Vanuatu,  merupakan negara dengan terumbu karang yang paling rentan punah.
Lauretta  Burke, salah seorang Peneliti WRI mengatakan situasi ini merupakan  ancaman sempurna. Menurut dia, situasi ini adalah fase sangat kritis  bagi sistem ekologi kelautan dunia.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 











